curhat dan diary online berkedok blog

Rabu, 25 Mei 2022

PULAU PISANG: 3 Bulan Setelah Berencana

Mei 25, 2022 Posted by KLARIPIKASI No comments

Asli yak, liburantu emang seru dan menyenangkan. Tapi seperti biasa, kalau udah direncanakan dari jauh hari biasanya kemungkinan plannya tidak terlaksana (gagal) lebih besar. Yap, sama kaya rencana ke Pulau Pisang ini, direncanakan beberapa minggu sebelum berangkat, eh ternyata ga jadi, dan akhirnya baru terrealisasikan 3 bulan setelahnya.

Paham ga? Engga kan ya? Sama wkwkw. Btw Assalamualaikum gaes, makasih nih udah mampir. Jadi Pulau Pisang ini sebenarnya udah direncanakan sejak bulan Februari, belum lama abis ndaki seminung (ceritanya baca di sini) sama maen ke proyek bendungan tiga dihaji. Apa ga gila, kerjaan maen terus wkwkwk. Tapi ya apa daya karena satu dan lain hal akhirnya gagal. Asli gua bingung kenapa gua mengawali ceritanya dengan bahasa yang agak ga jelas, ya udah deh mari kita lanjutkan cerita perjalanan ini.

FYI gaes Pulau Pisang atau kedepannya gua singkat dengan Pulpis adalah salah satu destinasi wisata yang ada di Lampung Bagian Barat, tepatnya masuk Kabupaten Pesisir Barat (yang tentunya mungkin udah lama dikenal dengan Kruinya). Pulau Pisang ini bisa diakses dari dua tempat, pertama bisa nyeberang dari Krui, ini sekitar 1 jam lebih, tapi kalau hoki bisa ketemu lumba-lumba, satunya lagi bisa diakses dari Tembakak, ini cuma 15-20 menitan doang. BTW kita nemu informasi Pulpis ini salah satunya dari Tiktok, ya walaupun gua pribadi udah pernah tau karena temen gua udah ada beberapa yang kesini sih.

Setelah melihat tanggal yang sangat sesuai (ada libur di hari senin), kami memutuskan untuk berangkat ke Pulpis pada tanggal 14 Mei 2022. Yap, hari sabtu. Setelah dapet tanggal, gua dan partner ngide (re: Yukcak) mulai mengajak semua teman yang kami kenal untuk pergi ke pulau ini. Selain itu tidak lupa kami merencanakan dan mencari segala sesuatu dari kebutuhan logistik, hingga penginapan. Dari yang rencananya bisa sampai 14 orang, ternyata kami hanya bisa mengajak 11 orang (tentunya dengan berbagai macam paksaan dan rayuan). Ada yang harus memohon-mohon, ada yang harus ditanyain tiap hari, dan sebagainya. Ya, tapi akhirnya ada 11 orang yang berangkat (5 Cewe, 6 Cowo).

Yak, jadi setelah rencana ini sudah terlihat hilalnya gua sama yukcak nyari-nyari informasi terkait penginapan, kapal buat nyeberang, jualan ikan, dan semua hal penting lainnya. Ga lupa, karena perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih 4-5 jam dari tempat kami tinggal (Muaradua) kami juga memikirkan transportasi kesananya. Untungnya ada temen kita yang bisa bawa mobil pribadinya, jadi kita lumayan menghemat biaya nih di bagian ini.

Oke, lanjut. Akhirnya yang berangkat ke Pulpis yaitu gua, panji, bandi, memet, berama, ridho, yukcak, amik, ragil, nina, dan dwi. Jadinya ber 11 bawa dua mobil. Perjalanan ke Pulpis dimulai dari Desa Gunung Cahya sekitar pukul 10.00, padahal janjinya pukul 08.00, karena target kita sore-sore udah bisa explore pantai, tapi ya ternyata agak kesiangan (bukan gua). Perjalananpun cukup cepat karena pukul 13.30an kita sudah tiba di Tembakak (tempat nyeberang). BTW barang yang dibawa juga cukup banyak, mengingat kita ingin menghemat biaya jadi kita bawa rice cooker, bawa panggangan, bawa arang, bawa sosis dan bakso, bahkan bawa beras sendiri. Hal wajar, karena ini kali pertama ke Pulpis dan kita memperkirakan bahwa harga makanan di sana akan melambung tinggi (tempat wisata kan biasanya begitu).

Setelah tiba di Tembakak, kami langsung mengeluarkan barang-barang dan segera naik ke perahu. Dengan kondisi ombak yang cukup besar kami melakukan penyeberangan. Awalnya kami (khususnya gua) sangat santai dan menikmati perjalanan, sampai gua sadar kalau ombaknya itu lebih tinggi dari posisi kita (kebayang ga si, ya semoga kebayanglah ya). Abis itu gua terkagum-kagum (alias panik dalam hati). Untung penyeberangan dari tembakak hanya memakan waktu sekitar 15 menit, jadi kita sudah tiba di Pulpis tepat sebelum pukul 14.00. Kebetulan temen gua ada yang mau tes BUMN juga di jam segitu, Alhamdulillah nyampe dan ga terlalu serem karena cepet.

Sampe di Pulpis kami langsung menuju homestay yang sudah dibooking sebelumnya, meletakkan barang, lalu melaksanakan Ishoma. FYI makan siang juga sudah dibeli dari Muaradua wkwkwk, karena takut setibanya di Pulpis belum sempat makan/ketemu makanan mahal. Biasa gaes, menghemat karena budget tipis. Setelah Ishoma kami langsung menuju destinasi pertama yaitu Batu Guri. Batu Guri ini letakknya di sisi barat pulau gitu deh kayanya wkwkw. Karena ombaknya lagi cukup gede, kita Cuma bisa liat dari kejauhan gaes. Di tempat ini juga kita mandi, agak nekat si, mengingat ini ombaknya langsung ke Samudra Hindia. Tapi ya, karena ramean jadi kita saling mengingatkan aja.

Kesan pertama gua datang ke Pulpis ini yaitu cukup bersih. Karena gua ngeliat sampahtu ga terlalu banyak, ya dalam batas wajarlah. Terus gua juga kagum, karena udah ada satu BumDes yang aktif bergerak. Udah ada akun instagram, informasi wisatanya juga ada, jadi kaya terstruktur gitulah. Pas gua nanya ke abang-abang yang ada di BumDes juga abangnya ramah banget, ngejelasin apa aja yang ada di Pulau, terus ngejelasin banyak hal lah, WKWKW. Pulpis ini gua kira kecil anjir pulaunya, ternyata cukup luas. Bahkan satu Pulau ini udah jadi satu wilayah administrasi kecamatan sendiri. Terus ada 6 desa, kebayang ga lu wkwkwk. Gua kira kecil kan, yang 5 menit udah bisa dikelilingi pake jalan kaki hahaha.

Oh iya maaf ceritanya lompat-lompat, jadi pas di awal itu gua langsung diajak keliling sama pemilik homestay, Bang Felly namanya. Berhubung beliau Cuma punya satu motor, jadinya Cuma gua yang bisa diajak keliling. Gua dikelilingin tuh ke mercusuar, keliling Pulpis, ditunjukkin jalan ke Batu Guri, pokoknya lengkap dah. Hal itu sangat bermanfaat sebagai modal kami untuk mengelilingi Pulpis. Oke lanjut lompat lagi ceritanya, abis dari Batu Guri kami langsung kembali ke homestay, tentunya jalan kaki. Jalannya juga cukup jauh btw, jadi ya cukup menguras tenaga, mana kita Cuma bawa dua botol minum 1,5 L buat orang 11 hahaha.

Kita tiba di homestay udah cukup malam, sehingga kita langsung memasak nasi, menyiapkan peralatan manggang, serta bersih-bersih alias mandi. Untuk ikannya kita sudah bawa bumbu racik. Terus ikannya masih fresh banget, karena baru aja mendarat dari laut. Ikan yang akan kita bakar adalah ikan tongkol ukuran jumbo, pokoknya mantapdah. Bang Felly juga ngebantu kita ngebersihin ikan sampai nyiapin api buat kita bakar, pokoknya kalau kalian mau ke Pulpis nginepnya mending di tempat Bang Felly ini dah, nanti gua kasih nomornya kalau butuh hehe.

Singkat cerita malam itu kita langsung manggang-manggang, terus lanjut menghabiskan malam di tepi pantai. Malam itu juga gua nyoba melipir ke dermaga hancur (wkwkwk, gua sebut dermaga hancur karena tinggal sisa kerangkanya aja hahah), awalnya nyusulin temen gua, tapi ya lama-lama seru juga. Sayangnya, gua lupa kaga bawa jaket. Gua lupa kalau malam juga bisa dingin sekalipun itu di pantai. Malam itupun orang-orang pada begadang sampe pagi, tapi gua ga ikut si, gua tidur duluan sekitar pukul 23.00 apa 24.00 gitu, atau bahkan sebelumnya. Gua mikir harus nyiapin energi buat melanjutkan kegiatan besok pagi (explore lagi).

Oke lanjut lompat lagi ceritanya, tiba di esok hari kita langsung jalan menuju mercusuar. Mercusuar ini terdiri dari 5 tingkat (alias ada 5 tangga), namun puncaknya itu ga bisa diakses, karena dulu sempet ada yang naek sampai belasan orang dan tentunya bahaya (padahal kapasitasnya hanya 5 orang), jadi pintu aksesnya di kunci deh, (Sekilas info di Pulpis juga ada banyak pohon cengkeh, pohon cengkeh ini kami lalui waktu menuju ke mercusuar) sayangnya pas sampe mercusuar udah ada satu rombongan yang duluan, jadi kami menunggu sekitar 30 menit dan bertahan dalam serangan nyamuk WKWKWK. Setelah menunggu cukup lama kami langsung naik ke mercusuar. Sayangnya Cuma gua panji dan memet yang berhasil sampai ke puncak (anjay sombong). Selain emang ga boleh banyak-banyak, yang lain juga takut karena cukup bergetar. Terus sebagian lain udah pulang duluan karena siap-siap mau mandi lagi di pantai. Kebetulan belum pada sarapan juga ya kan, jadinya harus ada yang ngejar buat masak.

Turun dari mercusuar, kami langsung makan dan diskusi mengenai kegiatan berikutnya. Karena ada satu tempat lagi yang belum dikunjungi, yaitu Goa Liang. Goa liang ini berada di ujung pulau, jadinya harus berjalan kaki lagi, dan cukup jauh. Sayangnya ga semuanya mau ikut, jadi yang masih sanggup jalan Cuma gua, memet, dwi, ragil, dan nina. Akhirnya kita memutuskan untuk pergi berlima dengan sisa tenaga yang kita miliki.

(BTW cerita ini ga gua tulis dalam waktu yang bersamaan ya gaes, jadi ya mood nulisnya beda-beda, maaf kalau bahasanya agak aneh. Cerita di atas itu mostly gua tulis di siang hari wkwkw, terus yang lanjutan cerita ke bawah ini gua tulis malam-malam, karena gua ga jadi olahraga, tapi belum ngantuk. Udah sekian sekilas curhatnya).

Lanjut, ternyata perjalanan ke Goa Liang cukup lama gaes, dan sangat menguras tenaga. Jalannya itu > 1 km dengan medan yang naik turun. Untungnya kita dibersamai oleh Bang Felly, jadi kalo ga kuat bisa ngikut beliau wkwkwk. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya kita sampai di Goa Liang. Awalnya kita kaget kan kenapa kaga ada Goanya, ternyata oh ternyata Goanya dibawah, terus kita ada di atasnya (kebayang ga), terus yang bisa kita liat itu kaya sumur (asli gua ga bisa mendeskripsikannya, terus gua lupa moto juga Goanya ahaha). Ya udahlah ya. Terus karena bentukannya tebing curam batu karang gitu, pemandangannya langsung ke Samudera Hindia gaes, dan asli keren parah sih. Kaya di Bali wkwkwk. Terus didekat tebingnya ini ada makam keramat gitu gaes, ya kesotoyan gua mengatakan hal itulah yang menyebabkan mengapa Goa ini dinamakan Goa Liang. WKWKWK.

Terus atas dasar ngide lagi, gua mengajak temen yang lain buat pulang dengan jalan yang berbeda, yang secara tidak langsung membuat kami memutari Pulpis secara utuh. Awalnya gua ngira ya gampanglah gitu kan, tapi ternyata tidak segampang itu. Jalannya naek turun, terus jauh banget anjir. Lebih dari 4 Km deh kayanya. Di jalan kita ketemu biawak, monyet, kelomang, banyak dah. Ada banyak pemandangan indah juga, jadi ya ga rugi. Tapi ya itu tadi sampe di homestay kaki mau meledak hahaha.

Nah, disini nih ada sedikit kepanikan, awalnya kan kita mau pulang sekitar pukul 15.00an kan, sebelum ashar. Tapi ternyata karena kita ngide mutarin Pulpis dan lama sambil foto-foto akhirnya kita mepet tu sampai di homestay sekitar pukul 14.15 mana belum pada mandi, kamar mandi cuma dua. Belum makan juga. Tapi akhirnya kita udah siap sebelum jam pulang tiba. Ya walaupun ujung-ujungnya tetap ngaret karena ombak cukup tinggi. Kalau ga salah kita meninggalkan Pulpis sekitar pukul 16.00 atau lebih gitu. Sorelah pokoknya. Ombaknya juga luar biasa, ampe ga ada yang berani bikin video lagi wkwkwk.

Udah deh, kurang lebih segitu perjalanannya, agak maksa si gua nulis ini. Tapi ya gapapa demi hobi curhat berkedok nulis blog yang harus tetap dilestarikan hehe. Siapa tau salah satu tulisan gua bisa mengantarkan gua liburan gratis kedepannya 😊. HAHAHA. BTW sebenarnya plan awalnya kita mau ngunjungin Kebun Raya Liwa juga, tapi ternyata ga cukup waktunya, akhirnya kita langsung pulang dan melanjutkan kehidupan.

Ya menurut gua secara keseluruhan Pulpis keren si, kalau gua bandingin sama Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu ya bisa dibilang udah 11 12 lah, malah Pulpis lebih alami dan lebih menantang wkwkw. Tapi ya emang skala pengelolaannya udah beda sih, jadi ga bisa disamain juga. Terus ya harapan gua Pulpis bisa dikenal lebih sih kedepannya, karena ini aset yang sangat bagus wkwkwk. Keren lah pokoknya. Kalau suatu saat ada yang ngajakin gua lagi buat ke Pulpis kayanya gua ga akan mikir dua kali buat mengiyakan.

Udah, sekian dulu ceritanya gaes, maaf kalau agak maksa, lompat-lompat, aneh, dan hal jelek lainnya.

Jangan lupa kalau ada kritik saran boleh banget dihubungin medsos gua (sumpah seolah-olah guatu ada banyak yang baca ya selama ini, padahal kayanya kaga wkwkw). Kalau mau anonim juga bisa lewat secreto ya wkwkw gua punya kok, bisa diakses di sini (secreto.site)

Dah pokoknya terima kasih yang udah mampir, perjalanan berikutnya doain gua bisa ke Belitung, Kalimantan, Sumbawa, dan banyak tempat lainnya ahaha. Terakhir ini bonus foto-foto kita selama di Pulpis (nyusul yak, males milihin fotonya).

Sekian Gaes, Wassalamualaikum Wr. Wb


Sabtu, 22 Januari 2022

Mendaki Seminung Kembali

Januari 22, 2022 Posted by KLARIPIKASI , No comments

Malam Gaes, eh btw ga tau ini nanti uploadnya kapan, tapi gua nulisnya malam per tanggal 22/1/2022. TBH banyak banget yang harus gua lakukan hahaha, tapi semuanya harus diawali dengan membaca, dan ga tau lagi males banget baca. Kepala mau meledak, burnout level 999+. Kayanya sih karena kebanyakan healing (anjay). Ga tau dah, pokoknya buat yang lagi baca tulisan ini, gua mohon doanya ya semoga apapun yang sedang gua rencanakan, kerjakan, serta usahakan dapat gua lakukan dengan lancar. Ya minimal doakan gua kuat menghadapi kehidupan yang makin hari makin bikin FOMO wkwkwk. Btw yang mau ngasih semangat anonymously gua ada secreto sih, bisa di cek disini atau  https://secreto.site/id/18400944 ya . Kali aja bacain kata-kata semangat bisa jadi mood boster hehe. Eh kalau mau evaluasi diri gua juga boleh banget (MAKSA). Hahaha. Ngakak sih gua ngetiknya, padahal kan ya, yang baca tulisan ini aja belum tentu ada. But, yaaa it’s okey, at least, I tried.

 

Masuk ke topik, kenapa gua namain mendaki Seminung kembali. Karena pengalaman mendaki kali ini bukan yang pertama bagi gua. Alias, beberapa tahun yang lalu, lebih tepatnya tahun 2016 gua udah pernah mendaki Seminung. Pun, udah pernah gua bikin tulisannya yang bisa dibaca di sini.

 

Singkat cerita, suatu hari temen gua Amik pengen banget rafting di danau ranau. Wow… gua juga pengen sih jadinya. Tapi pura-pura ga mau aja, males, soalnya orang-orang suka wacana doang hehe. Hasilnya gua kaya ga niat, tapi ujung-ujungnya gua yang keliatan paling niat~ nah buat rafting ini ada dua jalur, yaitu jalur pendek dan jalur panjang. Karena oh karena uang buat jalur panjang kaga ada (re: gua pengangguran hehe) akhirnya kita mencoba rafting dengan jalur pendek. Ya, ga pendek-pendek amat si, tapi kalau lagi seru-seruan siapa si yang ngerasa waktu berjalan lambat? Kaga ada ga si? Nahh, buat rafting ini minimal membawa tim dengan jumlah enam orang. Kalau jalur panjang minimal berapa puluh atau berapa belas gitu (lebih banyak intinya). Terus setelah menghubungi teman dari berbagai latar belakang berangkatlah gua dan temen-temen gua yang lain menuju tempat rafting. Btw dari kecamatan tempat gua tinggal butuh waktu sekitar dua jam. Terus kita bayar, rafting, pulang deh.

 

Beneran sesingkat itu, jadi buat temen-temen mending ngumpulin uang deh, emang sih dua kali lipat biayanya, tapi sepertinya jalur panjang akan sangat sangat sangat jauh lebih worth it dibanding jalur pendek. Wkwkwk. Nahh, kenapa gua nyeritain rafting, karena di sini awal mula ide mendaki wkwkw. Singkatnya, pas lagi nyantai-nyantai nunggu giliran rafting, kita (gua si lebih tepatnya) memandang gunung seminung sembari bertanya dan mengide. Eh naek seminung skuy, seru gasi (kurang lebih gitu dah ngomongnya, kayanya engga juga si). Terus ternyata disambut dengan baik dan antusias oleh sopi dan weny. Hal ini berujung dengan gua memaksa amril untuk wajib mau. Btw dua temen lainnya amik dan nina sudah pasti tidak bisa ikut karena perizinan keluarga. Setelah itu, akhirnya kita pulang ke rumah dengan membawa gagasan akan naik seminung hiya hiyaa.

 

Setelah pulang dari sana, gua mulai mengkoordinasikan rencana ini dengan membuat grup whats app. Niatnya kita akan menunggu teman dari palembang biar mendakinya berlima, tapi ternyata doi tidak jadi pulang. Daaaan, bukan rencana kalau kaga ada drama, seperti kita ketahui sekarang kita lagi musim hujan, jadi yang rencananya kita bakal mendaki di tanggal 7-8 Januari terpaksa diundur karena mama weny tidak menyetujui rencana tersebut (karena masih musim hujan). Sebagai orang yang punya ide dan ngebet gua merasa kesal dengan pemutusan secara sepihak tersebut wkwkwk. Tapi, ya tidak ada istilah menyerah, karena gua tipe orang yang maksa dan kadang suka ga liat keadaan jadi gua sedikit egois dan berpikir mau ga mau harus jadi AHAHAH. Sulit juga~

 

Abis ituu, muncullah plan ke dua yaitu tanggal 13-14, dengan alasan gua tanggal 15 ga bisa, karena harus pergi ke kampung (ada acara keluarga besar wkwkwk) dan amril ga bisa karena harus panen sawit (anjay, maklum sobat gua yang satu ini juragan sawit gan). Akhirnya udah tu sepakat tanggal 13-14 (mama weny setuju, padahal masih musim hujan, bingung ga lu sama emak-emak?). Karena mau ga mau harus jadi, akhirnya gua mengajak temen gua buat belanja dan mencari persediaan logistik. Meminta mereka menghubungi orang yang bisa dipinjam tendanya, kompor, tas, nesting, dan berbagai keperluan lainnya (biar keliatan oleh orang tua kalau beneran mau berangkat). Lagi-lagi, selalu ada drama tambahan, tiba-tiba tanggal 13 sopi ada kegiatan dadakan yang mengharuskan kita mengundur waktu keberangkatan ke tanggal 14-15 (ini sangat maksa tanggalnya, dengan mengorbankan berbagai kepentingan lainnya). Ya tapi gapapa, akhirnya tanggal 13 kita benar-benar melengkapi logistik, menyiapkan segala sesuatu, dan menjadwalkan di tanggal 14 harus sudah kumpul sejak pukul 07.00 supaya bisa berangkat lebih pagi dan tidak kesorean di atas puncak. Daan sebagai orang yang punya ide, gua sangat senang karena rencana ini sudah pasti berjalan hahaha.

 

Tanggal 14 Pagi, kita udah ngumpul di rumah amril. Kita packing, membagi beban logistik, menyiapkan hal yang belum disiapkan, dan ga lupa berpamitan. Dengan modal nekat, pake dua motor matic (yang satu udah kaga ada tenaga), beserta tas carrier dua biji di masing-masing motor, akhirnya kita berangkat menuju kota batu (kecamatan tempat pendakian). FYI buat mendaki seminung bisa pake dua jalur, yaitu jalur kota batu (Sumsel), dan jalur lumbok (Lampung). Berdasarkan cerita yang udah sering naik seminung, jalur lumbok lebih landai tapi emang agak lama, jadi dengan pertimbangan tersebut ditambah harus menambah waktu sekitar 1-2 jam untuk menuju pos pendakian kita memutuskan untuk naik jalur kota batu. Ini juga udah tergolong jauh sebenarnya, naik motor sekitar 2 jam dari tempat kita tinggal. Tapi ya udahlahya. Sesampainya di kota batu kita mampir indomaret karena gua harus setoran (IYKWIM), dan ada yang belum beli raincoat, jadi sekalian. Abis itu kita motoran lagi sekitar setengah jam buat menuju pos pendakian. Jalannya tanjakan semua, akhirnya di tanjakan pertama motor gua berasap dan ga sanggup ngebawa sopi wkwkwk. Abis itu kita oper beban carrier satu ke amril dan weny. Wkwkwk. Tebak apa yang terjadi? Iyaa motornya masi ga kuat, hasilnya sepanjang perjalanan gua sama sopi gantian jalan WKWKWK. Baru nanjak selama perjalanan ke pos pendakian, kaki gua udah sakit, sumpah gua langsung pesimis kalau gua bakal capek sebelum puncak wkwkwk.

 

Nah keunikan jalur pendakiannya mulai gua temuin ni di sepanjang jalan menuju pos pendakian. Jadi setiap beberapa meter sekali (gua gatau ini per kenaikan mdpl, atau per meter jarak lapang) ada asmaul husna, jadi dari asmaul husna 1 di bawah, sampai asmaul husna 99 di puncak. Gila gasi, kreatif banget. Gua masih ga habis pikir. Jadi pos pendakian awal (tempat terakhir motor bisa naek) itu ada di asmaul husna ke 30an apa 40an. Asli gua udah lupa ahaha. Nah sampai disana baru dah tu naek beneran. Sampe di sana kita registrasi, mengecek peralatan kembali, berdoa, terus mulai naik wkwkwk. Kebetulan ada satu rombongan lagi yang naek sebelum kita, sekitar 13 apa 12 orang gitu, atau Cuma 10 ya. Lupa gua, pokoknya lebih banyak dari kita. Mereka udah naik, kita istirahat dulu, baru kita naik. Karena agak males juga sebenarnya kalau terlalu ramai wkwkwk.

 

Nah, FYI gua sama amril udah pernah naik seminung sebelumnya kan, terus sopi juga udah pernah naik beberapa gunung lainnya, dan di sini weny yang bener-bener baru perdana mencoba. Langkah demi langkah dilalui. Jujur-jujur aja nih ya, gua awalnya agak santai karena mikir ah Cuma 1881 mdpl ini. Tapi asli, sepanjang jalan gua ngerasa, anjay bisa-bisanya gua santai wkwkw. Karena jalurnya beneran definisi nanjak terus. Jangan harap ada bonus jalan datar :(. Di perjalanan banyak sih yang kita obrolin, btw kita naekknya kalau ga salah dari jam 11. Karena kita menargetkan sebelum maghrib udah sampai puncak, karena baru pertama dan ga bisa diperkirakan apa yang akan terjadi, kita lebih baik kecepatan dari pada telat nyampe puncak. Di jalan banyak banget pacet yang kita temui, untung ga ada yang ampe masuk badan sih, Cuma di tangan atau di kaki, dan itu langsung di cabut. Kita juga dah nyiapin semprot pacet, tapi ya ga dipake juga akhirnya. Selama naek kita ga banyak di suguhkan pemandangan, karena isinya bener-bener hutan tropis. Satu-satunya pemandangan terakhir yang disuguhkan di jalan itu sebelum masuk pintu rimba. Kalau udah lewat pintu rimba, bener-bener udah hutan (ya iyalah, namanya naek gunung).

 

Sepanjang jalan, kita beberapa kali stop (banyak deng), buat makan, minum, atau sekadar istirahat. Ga lupa, sepanjang jalan kita selalu ngecek udah asmaul husna ke berapa wkwkw. Asli dah ini gila banget idenya, jadi kita mengucap asmaul husna secara tidak sadar~ thumbs up buat pengelola. Nah yang hokinya lagi, kita ga diguyur hujan selama perjalanan, padahal udah jelas-jelas musim hujan ya kan. Kondisi tanahnya juga lembab parah. Tapi kaga ada hujan, definisi kaga ada hujan beneran pokoknya. Abis itu pas udah mau nyampe puncak, tiba-tiba kita bergoyang. Ternyata ada gempa, aslii dah, gempa lagi di atas gunung. Kebayang ga lu hahaha. Usut punya usut, gempanya berpusat di selatan, deket ujung kulon. Getarannya kerasa banget asli, untung Cuma sekali. Kalau berkali-kali pasti kita panik. Karena Cuma sekali, kita jadinya santai dan jadi bahan candaan HAHA. Bener-bener anak muda nekat ga berpikiran wkwkwk.

 

Perjalanan demi perjalanan akhirnya kita sampai di asmaul husna terakhir gaes, puncak gunung udah keliatan, tapii, tau ga apa yang menyambut kita? Yaa benar, hujan. setelah dimanjakan dengan cuaca kering dan bersahaja, baru aja sampe puncak kita diguyur hujan. hasilnya kita mendirikan tenda hujan-hujanan. Asli ini sial banget, tapi ya seru juga si. Jadi ada bahan ketawa-ketawa. Begonya lagi, gua Cuma bawa baju sepasang sama yang dipake sepasang. Padahal oh padahal ada rencana mandi air panas. Ya emang agak bego sih. Tapi karena males tas jadi berat, jadinya gua memilih untuk bego wkwkwk. Nahh, btw seiring dengan tenda yang berdiri sempurna, hujan juga mulai mereda. Jadinya kita bisa ashar dan maghrib dulu. Walaupun abis itu ujan lagi wkwkwk. Kita juga ngecampnya belum di puncak beneran, masih agak di bawah, sekitar 5-10 menitlah kepuncak. Karena kita mencari tegakan rumput yang cukup tinggi biar ga terlalu kena angin.

 

Abis itu, kita mulai melakukan ritual mendaki, masak, makan, minum, bermain, dan mengobrol. Malam yang cukup panjang, padahal harusnya butuh istirahat gasi wkwkwk.

 

-bentar gaes, gua capek mikir mau nulis apa- sekarang udah 22.31, tadi gua mulai nulis sekitar 20.00 kayanya.

-oke dah siap lagi gaes, sengaja ga gua hapus, biar berasa cerita langsung

 

Nah, btw juga, salah satu tenda kita Cuma satu lapis gaes, jadi gaada fly sheetnya lagi, untung ada tambahan dari pinjeman. Ini juga bocor di dalemnya hahaha. Kurang banyak bawa matras juga, maklum meminimalisir barang yang harus dipikul. Oh iya, seminung ini gaada sumber air gaes di puncak, jadi karena kita Cuma bawa air 8 x 1,5 liter jadinya kita menadah air hujan buat masak besok wkwkwk. Asli bego juga yang ini, kirain cukup 8 doang, ternyata tidak gaes~

 

Besok pagi, alhamdulillah banget cuacanya cukup cerah. Ga cerah-cerah amat, tapi awannya lagi kosong. Jadi kita naek ke puncak buat foto-foto. Karena awannya lagi ga ada, jadi danau ranau yang ada di bawah gunung keliatan gaes. Asli indah banget, FYI danau ranau ini danau terbesar ke dua di pulau sumatera, setelah danau toba ya gaes. 2/3 danau ada di provinsi Sumsel, 1/3 nya ada di provinsi Lampung. Pun begitu juga dengan gunung seminung ini, ada di perbatasan sebenarnya wkwkwk. Nahh namanya foto-foto ga bisa lama gaes, jadinya foto beberapa kali dah tu, biar puas. Karena emang ga mudah buat bisa foto di puncak ye ga? Abis foto juga kita disapa sama temen-temen yang kemaren ndaki bareng kita, terus ternyata ada tim pendaki lain juga yang naek dari jalur lombok. Jadinya kurang lebih ada 3 kelompok buat hari itu. Kelar foto-foto kita turun lagi ke tempat ngecamp, buat masak dan mulai beres-beres. Sarapannya mie lagi btw, karena temen gua males bawa nasi. Ya emang ribetsi, nunggu matengnya juga ahaha, belum lagi kalau gagal masak. Selain mie kita juga beli banyak jenis-jenis roti dan biskuit jadi yaa harusnya kenyang dah tu perut.

 

Selagi masak-masak kita juga ngejemur tas dan berbagai peralatan yang basah karena ujan kemaren gaes. Tas jadi kering sih, jadi ya sangat bermanfaat proses penjemurannya. Setelah beres, kita akhirnya turun. Oh iya, malem itu juga tenda kita kemasukan tikus, wkwkw. Untung Cuma tikus yang masuk, ga kebayang kalo yang lain hahaha. Btw, turunnya kita berekspektasi akan sangat cepat, tapi ternyata masih cukup lambat, karena emang jalannya agak licin, banyak keplesetnya gaes. Belum lagi gua pake sandal anjir, jadi ya sebenarnya kurang proper. Tapi yaudalaya. Terus di jalan turun kita disambut oleh kawanan siamang, kita sautin tun teriakan mereka. Btw ada rekamannya, tapi males nyarinya. Ntar deh, nunggu bikin versi video wkwkwk.

 

Setelah turun, kita tidur-tiduran bentar. Nyiapin motor, menyelesaikan administrasi, dan tancap gas pulang. Pulangnya juga sempat nyasar hahaha (sadar nyasar setelah kaga ngeliat asmaul husna di jalanan). Tapi ya gapapalah, akhirnya kita nyampe juga ke kaki gunung. Dann langsung menuju pemandian air panas buat relaksasi. Hahah, tapi airnya kepanasan + dasar kolamnya agak licin. Ternyata kita yang gatau kolam yang enak di mana, abis tau kolam yang enak di mana, kita langsung kesana, berendam, terus mandi juga di danaunya langsung, dan kita mandi beneran di kamar mandi (agak ga penting, tapi harus diceritain). Selesai mandi, kita cabut cari makan. Niat awalnya mau makan di tepi danau ranau (di kecamatan banding), tapi ternyata jalannya longsor dan kita males muterin jalan yang satunya (lebih lama dan menjauhkan dari jalan pulang). Akhirnya kita makan di simpang sender. Setelah makan, kita pulang ke rumah, dengan posisi motor kaga ada lampu wkwkw (Cuma ada lampu jauh, mohon maaf kepada amril karena silau dan pusing sepanjang perjalanan).

 

Sampai di rumah amril, kita langsung beres-beres logistik, ngebersihin yang perlu dibersihin, dan sebagainya. Abis itu kita istirahat dan pulang. Udah sih gitu aja. Ahahaha. Sebenarnya singkat sih ceritanya, belum gua ceritain semuanya juga kayanya. Karena gua bingung kemaren ngapain aja ahaha. Tapi ya lumayanlah, ini gua tulis draftnya di word ampe 6 lembar~ coba kalau lagi nugas susah banget buat 3 lembar doang ahaha.

Yaudahlah ya, semoga temen-temen dapat membaca cerita ini dan terhibur (walaupun gaada unsur yang dapat menghibur). Foto, video, dan tulisan. Menurut gua kalau udah ada tiga hal ini, Insyaallah kita gampang mengingat momen-momen yang pernah kita lalui wkwkwk. Ya walaupun gua kadang geli sendiri bacanya, apalagi baca tulisan curhatan gua di blog yang dulu-dulu. Ya gitu lah, pokoknya sekian diary online kali ini. Semoga lain kali ada kesempatan untuk mengulangnya. Do’ain juga ada rezeki ya gaes, biar bisa nyoba rafting jalur panjang ahaha :(

Btw yang mau cari info terkait gunung seminung dan pendakiannya bisa lihat di IG ya @gunungseminung, buat yang kepo ranau rafting seseru apa juga bisa liat di IG @ranauraftingadventure.official pokoknya Sumatera Selatan, khususnya OKU Selatan tu banyak banget tempat wisata yang indah. Jadi jangan sungkan kalau kalian mau maen kesini, hubungin gua (lagi-lagi sok-sokan seolah yang baca tulisan ini bakal banyak). Yaudahlah, kelamaan ngebacot. Sekian, terima kasih sudah membaca.

Bonus foto-foto yang wajib ada ahahah.

 

ini siap-siap naek

sama beda orang yang di tengah

ini awal naek, itu salah satu asmaul husna yang ada

ini lagi istirahat

ini pintu rimba

ini istirahat

ini puncak

ala-ala

hiya

hiya

lah kirain ini tadi sama sopi, yaudala ya

ini puncak ngeliat ke arah lampung

selfie

anjay

anjay lagi

anjay lagi 3

ngapain

ini mau siap-siap turun

ini ceritanya high quality people on low quality picture

ini keren gasi kalo di retouch lagi

nah ini pemandangan dari depan pintu rimba

lah ko ini nyelip

ini posisi udah turun

ini aer panas yang panasnya na'udzubillah