Malam Gaes, eh btw ga tau ini nanti uploadnya kapan, tapi gua nulisnya malam per tanggal 22/1/2022. TBH banyak banget yang harus gua lakukan hahaha, tapi semuanya harus diawali dengan membaca, dan ga tau lagi males banget baca. Kepala mau meledak, burnout level 999+. Kayanya sih karena kebanyakan healing (anjay). Ga tau dah, pokoknya buat yang lagi baca tulisan ini, gua mohon doanya ya semoga apapun yang sedang gua rencanakan, kerjakan, serta usahakan dapat gua lakukan dengan lancar. Ya minimal doakan gua kuat menghadapi kehidupan yang makin hari makin bikin FOMO wkwkwk. Btw yang mau ngasih semangat anonymously gua ada secreto sih, bisa di cek disini atau https://secreto.site/id/18400944 ya . Kali aja bacain kata-kata semangat bisa jadi mood boster hehe. Eh kalau mau evaluasi diri gua juga boleh banget (MAKSA). Hahaha. Ngakak sih gua ngetiknya, padahal kan ya, yang baca tulisan ini aja belum tentu ada. But, yaaa it’s okey, at least, I tried.
Masuk ke topik, kenapa gua namain
mendaki Seminung kembali. Karena pengalaman mendaki kali ini bukan yang pertama
bagi gua. Alias, beberapa tahun yang lalu, lebih tepatnya tahun 2016 gua udah pernah
mendaki Seminung. Pun, udah pernah gua bikin tulisannya yang bisa dibaca di sini.
Singkat cerita, suatu hari temen
gua Amik pengen banget rafting di danau ranau. Wow… gua juga pengen sih
jadinya. Tapi pura-pura ga mau aja, males, soalnya orang-orang suka wacana
doang hehe. Hasilnya gua kaya ga niat, tapi ujung-ujungnya gua yang keliatan
paling niat~ nah buat rafting ini ada dua jalur, yaitu jalur pendek dan jalur
panjang. Karena oh karena uang buat jalur panjang kaga ada (re: gua pengangguran
hehe) akhirnya kita mencoba rafting dengan jalur pendek. Ya, ga pendek-pendek
amat si, tapi kalau lagi seru-seruan siapa si yang ngerasa waktu berjalan
lambat? Kaga ada ga si? Nahh, buat rafting ini minimal membawa tim dengan
jumlah enam orang. Kalau jalur panjang minimal berapa puluh atau berapa belas
gitu (lebih banyak intinya). Terus setelah menghubungi teman dari berbagai
latar belakang berangkatlah gua dan temen-temen gua yang lain menuju tempat
rafting. Btw dari kecamatan tempat gua tinggal butuh waktu sekitar dua jam. Terus
kita bayar, rafting, pulang deh.
Beneran sesingkat itu, jadi buat
temen-temen mending ngumpulin uang deh, emang sih dua kali lipat biayanya, tapi
sepertinya jalur panjang akan sangat sangat sangat jauh lebih worth it dibanding
jalur pendek. Wkwkwk. Nahh, kenapa gua nyeritain rafting, karena di sini awal
mula ide mendaki wkwkw. Singkatnya, pas lagi nyantai-nyantai nunggu giliran rafting,
kita (gua si lebih tepatnya) memandang gunung seminung sembari bertanya dan
mengide. Eh naek seminung skuy, seru gasi (kurang lebih gitu dah ngomongnya,
kayanya engga juga si). Terus ternyata disambut dengan baik dan antusias oleh
sopi dan weny. Hal ini berujung dengan gua memaksa amril untuk wajib mau. Btw dua
temen lainnya amik dan nina sudah pasti tidak bisa ikut karena perizinan keluarga.
Setelah itu, akhirnya kita pulang ke rumah dengan membawa gagasan akan naik
seminung hiya hiyaa.
Setelah pulang dari sana, gua
mulai mengkoordinasikan rencana ini dengan membuat grup whats app. Niatnya kita
akan menunggu teman dari palembang biar mendakinya berlima, tapi ternyata doi
tidak jadi pulang. Daaaan, bukan rencana kalau kaga ada drama, seperti kita
ketahui sekarang kita lagi musim hujan, jadi yang rencananya kita bakal mendaki
di tanggal 7-8 Januari terpaksa diundur karena mama weny tidak menyetujui
rencana tersebut (karena masih musim hujan). Sebagai orang yang punya ide dan ngebet
gua merasa kesal dengan pemutusan secara sepihak tersebut wkwkwk. Tapi, ya tidak
ada istilah menyerah, karena gua tipe orang yang maksa dan kadang suka ga liat
keadaan jadi gua sedikit egois dan berpikir mau ga mau harus jadi AHAHAH. Sulit
juga~
Abis ituu, muncullah plan ke dua
yaitu tanggal 13-14, dengan alasan gua tanggal 15 ga bisa, karena harus pergi
ke kampung (ada acara keluarga besar wkwkwk) dan amril ga bisa karena harus
panen sawit (anjay, maklum sobat gua yang satu ini juragan sawit gan). Akhirnya
udah tu sepakat tanggal 13-14 (mama weny setuju, padahal masih musim hujan, bingung
ga lu sama emak-emak?). Karena mau ga mau harus jadi, akhirnya gua mengajak temen
gua buat belanja dan mencari persediaan logistik. Meminta mereka menghubungi
orang yang bisa dipinjam tendanya, kompor, tas, nesting, dan berbagai keperluan
lainnya (biar keliatan oleh orang tua kalau beneran mau berangkat). Lagi-lagi, selalu
ada drama tambahan, tiba-tiba tanggal 13 sopi ada kegiatan dadakan yang
mengharuskan kita mengundur waktu keberangkatan ke tanggal 14-15 (ini sangat maksa
tanggalnya, dengan mengorbankan berbagai kepentingan lainnya). Ya tapi gapapa,
akhirnya tanggal 13 kita benar-benar melengkapi logistik, menyiapkan segala
sesuatu, dan menjadwalkan di tanggal 14 harus sudah kumpul sejak pukul 07.00
supaya bisa berangkat lebih pagi dan tidak kesorean di atas puncak. Daan sebagai
orang yang punya ide, gua sangat senang karena rencana ini sudah pasti berjalan
hahaha.
Tanggal 14 Pagi, kita udah
ngumpul di rumah amril. Kita packing, membagi beban logistik, menyiapkan hal
yang belum disiapkan, dan ga lupa berpamitan. Dengan modal nekat, pake dua
motor matic (yang satu udah kaga ada tenaga), beserta tas carrier dua biji di
masing-masing motor, akhirnya kita berangkat menuju kota batu (kecamatan tempat
pendakian). FYI buat mendaki seminung bisa pake dua jalur, yaitu jalur kota
batu (Sumsel), dan jalur lumbok (Lampung). Berdasarkan cerita yang udah sering
naik seminung, jalur lumbok lebih landai tapi emang agak lama, jadi dengan
pertimbangan tersebut ditambah harus menambah waktu sekitar 1-2 jam untuk
menuju pos pendakian kita memutuskan untuk naik jalur kota batu. Ini juga udah
tergolong jauh sebenarnya, naik motor sekitar 2 jam dari tempat kita tinggal. Tapi
ya udahlahya. Sesampainya di kota batu kita mampir indomaret karena gua harus setoran
(IYKWIM), dan ada yang belum beli raincoat, jadi sekalian. Abis itu kita
motoran lagi sekitar setengah jam buat menuju pos pendakian. Jalannya tanjakan
semua, akhirnya di tanjakan pertama motor gua berasap dan ga sanggup ngebawa
sopi wkwkwk. Abis itu kita oper beban carrier satu ke amril dan weny. Wkwkwk. Tebak
apa yang terjadi? Iyaa motornya masi ga kuat, hasilnya sepanjang perjalanan gua
sama sopi gantian jalan WKWKWK. Baru nanjak selama perjalanan ke pos pendakian,
kaki gua udah sakit, sumpah gua langsung pesimis kalau gua bakal capek sebelum
puncak wkwkwk.
Nah keunikan jalur pendakiannya
mulai gua temuin ni di sepanjang jalan menuju pos pendakian. Jadi setiap
beberapa meter sekali (gua gatau ini per kenaikan mdpl, atau per meter jarak
lapang) ada asmaul husna, jadi dari asmaul husna 1 di bawah, sampai asmaul husna
99 di puncak. Gila gasi, kreatif banget. Gua masih ga habis pikir. Jadi pos
pendakian awal (tempat terakhir motor bisa naek) itu ada di asmaul husna ke
30an apa 40an. Asli gua udah lupa ahaha. Nah sampai disana baru dah tu naek
beneran. Sampe di sana kita registrasi, mengecek peralatan kembali, berdoa,
terus mulai naik wkwkwk. Kebetulan ada satu rombongan lagi yang naek sebelum
kita, sekitar 13 apa 12 orang gitu, atau Cuma 10 ya. Lupa gua, pokoknya lebih
banyak dari kita. Mereka udah naik, kita istirahat dulu, baru kita naik. Karena
agak males juga sebenarnya kalau terlalu ramai wkwkwk.
Nah, FYI gua sama amril udah
pernah naik seminung sebelumnya kan, terus sopi juga udah pernah naik beberapa
gunung lainnya, dan di sini weny yang bener-bener baru perdana mencoba. Langkah
demi langkah dilalui. Jujur-jujur aja nih ya, gua awalnya agak santai karena
mikir ah Cuma 1881 mdpl ini. Tapi asli, sepanjang jalan gua ngerasa, anjay
bisa-bisanya gua santai wkwkw. Karena jalurnya beneran definisi nanjak terus. Jangan
harap ada bonus jalan datar :(. Di perjalanan banyak sih yang kita obrolin, btw
kita naekknya kalau ga salah dari jam 11. Karena kita menargetkan sebelum
maghrib udah sampai puncak, karena baru pertama dan ga bisa diperkirakan apa
yang akan terjadi, kita lebih baik kecepatan dari pada telat nyampe puncak. Di jalan
banyak banget pacet yang kita temui, untung ga ada yang ampe masuk badan sih, Cuma
di tangan atau di kaki, dan itu langsung di cabut. Kita juga dah nyiapin semprot
pacet, tapi ya ga dipake juga akhirnya. Selama naek kita ga banyak di suguhkan
pemandangan, karena isinya bener-bener hutan tropis. Satu-satunya pemandangan terakhir
yang disuguhkan di jalan itu sebelum masuk pintu rimba. Kalau udah lewat pintu
rimba, bener-bener udah hutan (ya iyalah, namanya naek gunung).
Sepanjang jalan, kita beberapa
kali stop (banyak deng), buat makan, minum, atau sekadar istirahat. Ga lupa,
sepanjang jalan kita selalu ngecek udah asmaul husna ke berapa wkwkw. Asli dah ini
gila banget idenya, jadi kita mengucap asmaul husna secara tidak sadar~ thumbs
up buat pengelola. Nah yang hokinya lagi, kita ga diguyur hujan selama
perjalanan, padahal udah jelas-jelas musim hujan ya kan. Kondisi tanahnya juga
lembab parah. Tapi kaga ada hujan, definisi kaga ada hujan beneran pokoknya. Abis
itu pas udah mau nyampe puncak, tiba-tiba kita bergoyang. Ternyata ada gempa,
aslii dah, gempa lagi di atas gunung. Kebayang ga lu hahaha. Usut punya usut,
gempanya berpusat di selatan, deket ujung kulon. Getarannya kerasa banget asli,
untung Cuma sekali. Kalau berkali-kali pasti kita panik. Karena Cuma sekali,
kita jadinya santai dan jadi bahan candaan HAHA. Bener-bener anak muda nekat ga
berpikiran wkwkwk.
Perjalanan demi perjalanan
akhirnya kita sampai di asmaul husna terakhir gaes, puncak gunung udah
keliatan, tapii, tau ga apa yang menyambut kita? Yaa benar, hujan. setelah
dimanjakan dengan cuaca kering dan bersahaja, baru aja sampe puncak kita diguyur
hujan. hasilnya kita mendirikan tenda hujan-hujanan. Asli ini sial banget, tapi
ya seru juga si. Jadi ada bahan ketawa-ketawa. Begonya lagi, gua Cuma bawa baju
sepasang sama yang dipake sepasang. Padahal oh padahal ada rencana mandi air
panas. Ya emang agak bego sih. Tapi karena males tas jadi berat, jadinya gua memilih
untuk bego wkwkwk. Nahh, btw seiring dengan tenda yang berdiri sempurna, hujan
juga mulai mereda. Jadinya kita bisa ashar dan maghrib dulu. Walaupun abis itu
ujan lagi wkwkwk. Kita juga ngecampnya belum di puncak beneran, masih agak di
bawah, sekitar 5-10 menitlah kepuncak. Karena kita mencari tegakan rumput yang
cukup tinggi biar ga terlalu kena angin.
Abis itu, kita mulai melakukan
ritual mendaki, masak, makan, minum, bermain, dan mengobrol. Malam yang cukup
panjang, padahal harusnya butuh istirahat gasi wkwkwk.
-bentar gaes, gua capek mikir mau
nulis apa- sekarang udah 22.31, tadi gua mulai nulis sekitar 20.00 kayanya.
-oke dah siap lagi gaes, sengaja
ga gua hapus, biar berasa cerita langsung
Nah, btw juga, salah satu tenda
kita Cuma satu lapis gaes, jadi gaada fly sheetnya lagi, untung ada tambahan
dari pinjeman. Ini juga bocor di dalemnya hahaha. Kurang banyak bawa matras
juga, maklum meminimalisir barang yang harus dipikul. Oh iya, seminung ini
gaada sumber air gaes di puncak, jadi karena kita Cuma bawa air 8 x 1,5 liter
jadinya kita menadah air hujan buat masak besok wkwkwk. Asli bego juga yang
ini, kirain cukup 8 doang, ternyata tidak gaes~
Besok pagi, alhamdulillah banget
cuacanya cukup cerah. Ga cerah-cerah amat, tapi awannya lagi kosong. Jadi kita
naek ke puncak buat foto-foto. Karena awannya lagi ga ada, jadi danau ranau
yang ada di bawah gunung keliatan gaes. Asli indah banget, FYI danau ranau ini
danau terbesar ke dua di pulau sumatera, setelah danau toba ya gaes. 2/3 danau
ada di provinsi Sumsel, 1/3 nya ada di provinsi Lampung. Pun begitu juga dengan
gunung seminung ini, ada di perbatasan sebenarnya wkwkwk. Nahh namanya
foto-foto ga bisa lama gaes, jadinya foto beberapa kali dah tu, biar puas. Karena
emang ga mudah buat bisa foto di puncak ye ga? Abis foto juga kita disapa sama
temen-temen yang kemaren ndaki bareng kita, terus ternyata ada tim pendaki lain
juga yang naek dari jalur lombok. Jadinya kurang lebih ada 3 kelompok buat hari
itu. Kelar foto-foto kita turun lagi ke tempat ngecamp, buat masak dan mulai
beres-beres. Sarapannya mie lagi btw, karena temen gua males bawa nasi. Ya emang
ribetsi, nunggu matengnya juga ahaha, belum lagi kalau gagal masak. Selain mie
kita juga beli banyak jenis-jenis roti dan biskuit jadi yaa harusnya kenyang
dah tu perut.
Selagi masak-masak kita juga
ngejemur tas dan berbagai peralatan yang basah karena ujan kemaren gaes. Tas jadi
kering sih, jadi ya sangat bermanfaat proses penjemurannya. Setelah beres, kita
akhirnya turun. Oh iya, malem itu juga tenda kita kemasukan tikus, wkwkw. Untung
Cuma tikus yang masuk, ga kebayang kalo yang lain hahaha. Btw, turunnya kita
berekspektasi akan sangat cepat, tapi ternyata masih cukup lambat, karena emang
jalannya agak licin, banyak keplesetnya gaes. Belum lagi gua pake sandal anjir,
jadi ya sebenarnya kurang proper. Tapi yaudalaya. Terus di jalan turun kita disambut
oleh kawanan siamang, kita sautin tun teriakan mereka. Btw ada rekamannya, tapi
males nyarinya. Ntar deh, nunggu bikin versi video wkwkwk.
Setelah turun, kita tidur-tiduran
bentar. Nyiapin motor, menyelesaikan administrasi, dan tancap gas pulang. Pulangnya
juga sempat nyasar hahaha (sadar nyasar setelah kaga ngeliat asmaul husna di
jalanan). Tapi ya gapapalah, akhirnya kita nyampe juga ke kaki gunung. Dann langsung
menuju pemandian air panas buat relaksasi. Hahah, tapi airnya kepanasan + dasar
kolamnya agak licin. Ternyata kita yang gatau kolam yang enak di mana, abis tau
kolam yang enak di mana, kita langsung kesana, berendam, terus mandi juga di danaunya
langsung, dan kita mandi beneran di kamar mandi (agak ga penting, tapi harus diceritain).
Selesai mandi, kita cabut cari makan. Niat awalnya mau makan di tepi danau
ranau (di kecamatan banding), tapi ternyata jalannya longsor dan kita males
muterin jalan yang satunya (lebih lama dan menjauhkan dari jalan pulang). Akhirnya
kita makan di simpang sender. Setelah makan, kita pulang ke rumah, dengan
posisi motor kaga ada lampu wkwkw (Cuma ada lampu jauh, mohon maaf kepada amril
karena silau dan pusing sepanjang perjalanan).
Sampai di rumah amril, kita
langsung beres-beres logistik, ngebersihin yang perlu dibersihin, dan
sebagainya. Abis itu kita istirahat dan pulang. Udah sih gitu aja. Ahahaha. Sebenarnya
singkat sih ceritanya, belum gua ceritain semuanya juga kayanya. Karena gua
bingung kemaren ngapain aja ahaha. Tapi ya lumayanlah, ini gua tulis draftnya
di word ampe 6 lembar~ coba kalau lagi nugas susah banget buat 3 lembar doang
ahaha.
Yaudahlah ya, semoga temen-temen
dapat membaca cerita ini dan terhibur (walaupun gaada unsur yang dapat menghibur).
Foto, video, dan tulisan. Menurut gua kalau udah ada tiga hal ini, Insyaallah
kita gampang mengingat momen-momen yang pernah kita lalui wkwkwk. Ya walaupun
gua kadang geli sendiri bacanya, apalagi baca tulisan curhatan gua di blog yang
dulu-dulu. Ya gitu lah, pokoknya sekian diary online kali ini. Semoga lain kali
ada kesempatan untuk mengulangnya. Do’ain juga ada rezeki ya gaes, biar bisa
nyoba rafting jalur panjang ahaha :(
Btw yang mau cari info terkait
gunung seminung dan pendakiannya bisa lihat di IG ya @gunungseminung, buat yang
kepo ranau rafting seseru apa juga bisa liat di IG
@ranauraftingadventure.official pokoknya Sumatera Selatan, khususnya OKU
Selatan tu banyak banget tempat wisata yang indah. Jadi jangan sungkan kalau
kalian mau maen kesini, hubungin gua (lagi-lagi sok-sokan seolah yang baca
tulisan ini bakal banyak). Yaudahlah, kelamaan ngebacot. Sekian, terima kasih
sudah membaca.
Bonus foto-foto yang wajib ada
ahahah.
0 comments:
Posting Komentar