curhat dan diary online berkedok blog
Rabu, 01 Januari 2025
Senin, 15 April 2024
Datang di Saat yang Tepat
Hai, kalian yang mungkin baca tulisan ini (gua ga tahu masih ada yang baca apa engga)
Postingan kali ini gua bikin untuk dua tujuan utama, satu
untuk mengisi postingan di 2024 (yang gua ga tahu bakal ada postingan apa engga),
dua untuk mengingatkan diri gua sendiri kalau gua bisa, gua mampu, dan gua akan
berhasil suatu saat nanti.
Gua mau flashback dikit menceritakan kisah gua di tahun 2015,
tahun itu gua mengalami kegagalan dalam seleksi menjadi Paskibraka Kabupaten,
sedih? Pasti. Kecewa? Banget.
Tahun itu rasanya gua habiskan dengan sebuah penyesalan
karena gua sudah hampir sampai di salah satu tujuan hidup gua (saat itu).
Saat itu gua susah move on, tapi gua terus berjuang, gua
masih rajin jadi senior yang melatih (saat itu), gua juga sering menjadi garda
terdepan kalau pengibaran tiap senin (karena ga setiap orang mau). Ramadhan 2015
do’a gua ga jauh-jauh dari harapan ingin jadi Paskibraka Kabupaten (itu doang,
bahkan gua lupa untuk do’a kebaikan di akhirat. Parahnya gua berharap ada Paskibraka 2015 yang sakit pas karantina biar gua yang gantiin, ironinya gua bahkan ga masuk daftar cadangan saat itu).
Tahun 2016 seolah-olah Allah ngasih gua hadiah yang luar
biasa. Hadiah dan perjalanan hidup yang seakan-akan menampar gua dengan bilang “INI
GUA KASIH SEMUA RIF, TUNGGU AJA, KEMARIN BELUM PAS WAKTUNYA, MAKASIH UDAH SABAR”.
Gimana gua ga bilang gitu? Selain jadi Paskibraka Kabupaten, di
tahun yang sama gua masuk 3 besar Olimpiade Kebumian tingkat Kabupaten
(dikirim Provinsi), gua juga jadi Finalis Pemilihan Duta Wisata dan Kebudayaan
tingkat Kabupaten (dapat gelar berbakat). Seakan-akan gua dibikin hancur di 2015, tapi
langsung dibayar tuntas di 2016.
Memang sih, dari ketiga capaian gua di tahun itu ga ada yang maksimal,
Paskibraka jadi pasukan 17 (kaga kepilih jadi tim pengibar di pasukan 8), jadi
pemenang Olimpiade menuhin kuota aja (alias di Provinsi ga bisa ngasih
apa-apa), jadi Duta juga ga masuk 8 besar, cuma dapet gelar atribut. Tapi? Siapa
sih yang masih kurang bersyukur kalau dapet rezeki sekali tiga begitu?
Gua hehehe. Tapi, sekarang gua juga sadar kalau memang ada
yang kurang dari usaha gua. Tapi, Allah sudah ngasih 100% jawaban dari do’a gua dan ada banyak hal positif lainnya yang gua dapet di dua tahun itu. Gua jadi banyak relasi dan banyak pengalaman
baru. Salah satunya gua waktu itu diajak buat tampil teater di Festival
Sriwijaya (Tampilnya waktu itu di BKB, panggung Festival Kesenian Daerah paling gede se Provinsi Cuy). Pokoknya tahun 2016 ga akan gua lupakan sebagai tahun keemasan buat
gua.
Apa intinya?
Gua Cuma mau ngingetin gua pribadi, for you guys who related too kalau semua hal baik
akan datang di waktu yang tepat. Ga tahu kapan, ga tahu bagaimana, ga tahu apa.
Tapi pasti akan tiba, dengan semua kata Alhamdulillah yang akan mengiringinya. Semoga
secepatnya~
Kamis, 12 Oktober 2023
Bengkulu Trip: Akhir Perjalanan Wara-Wiri
Wara-Wiri dan perjalanannya.
Sebelumnya mungkin kalian pada bingung apa itu Wara-Wiri, ya
betul, gua juga bingung si.
Tapi, gua kesulitan mencari kata
untuk nama grup kecil yang berdiri sejak pertengahan 2022 ini wkwk. Awalnya
namanya Java Trip, tapi jadi agak aneh karena kali ini jalan-jalan yang bakal
gua tuangkan di blog ini tidak berhubungan dengan Pulau Jawa. Jadi, memang
sebenarnya, seharusnya, dan sebisanya sebelum postingan Bengkulu Trip ini
diterbitkan ada sebuah post mengenai Java Trip. Karena udah kelamaan dan gua
udah mulai melupakan hal-hal detail di dalamnya, jadi gua membuat keputusan
untuk menunda tulisan itu dan menulis Bengkulu Trip karena masih cukup fresh
untuk diingat. Jadi, untuk membahas siapa itu Wara-Wiri, kenapa bisa ada,
kayanya akan lebih cocok kalau suatu saat gua bikin postingan khusus (kalau
tidak mager pastinya).
Oke, setelah intro yang cukup
lama (dan kaga jelas juga sebenarnya) mari kita mulai cerita mengenai Bengkulu
Trip ini.
Cerita diawali dengan keisengan gua? Dengan jelinya melihat
hari-hari terjepit yang bisa dimanfaatkan untuk sedikit mencari hiburan dari
pekerjaan yang cukup melelahkan wkwkw. Ga deng, gua juga lupa kenapa tiba-tiba
ide ke Bengkulu ini ada. Kayanya sih, gara-gara waktu itu sering maen sama Yuk
Cak (nama orang) terus ngobrolin buat ngajak maen Dwi (nama orang – teman kami waktu SMP dan SMA yang
jarang maen bareng), karena Dwi ini kalau pulang ke kampung selalu lupa buat kami ajakin maen. Nah, setelah
diusut ternyata Dwi ini sedang berada di Bengkulu untuk mengerjakan beberapa
pekerjaan pasca ia lulus sarjana farmasi di Universitas Bengkulu. Berawal dari
iseng, akhirnya tercetuslah ide buat main ke Bengkulu. Mengingat Dwi ini akan
segera pergi dari Bengkulu (udah kelar urusan dianya), akhirnya satsetsatset
nentuin tanggal, ngajakin orang-orang, akhirnya berangkat.
Sebenarnya ga sesimpel itu. Tapi,
gua bingung banget gimana mau menjelaskannya.
Inti kejadiannya kira-kira kaya
gini:
- Arif menghubungi Dwi untuk bertanya kabar dan keadaan;
- Dwi menjawab sedang berada di Bengkulu;
- Arif dan Dwi intens saling berkirim pesan dan menghasilkan beberapa kesimpulan (Dwi berada di Bengkulu sampai pertengahan bulan, Dwi gabut, Dwi ada pacar yang juga gabut, pacar Dwi ada rumah untuk tempat tinggal kalau mau liburan ke Bengkulu, dan Dwi sangat senang kalau ada yang mau main ke Bengkulu);
- Setelah mendapat kesimpulan yang cukup menggiurkan, Arif berinisiatif untuk mengajak Yuk Cak, Memet, dan Mbak Ragil pergi liburan ke Bengkulu pada pertengahan bulan;
- Yuk Cak, Memet, dan Mbak Ragil menyambut dengan antusias (terpaksa tapi penasaran);
- Arif menyusun rencana akomodasi dsbnya bersama Dwi;
- Akhirnya pergi ke Bengkulu.
Kurang lebih seperti itu, kalau
masih ga paham, telepon aja lah. DM gua di instagram juga bisa, biar gua
jelasin. Tapi, hal ini juga ga penting sebenarnya (dahlah).
Oke, mari kita mulai petualangan
kita.
*H-1 Keberangkatan*
Hari ini merupakan hari yang
cukup mengesalkan, mengapa seperti itu. Karena disaat Gua, Yuk Cak, dan Mbak
Ragil sudah jelas bisa berangkat dan mendapatkan izin. Memet belum izin
sehingga tidak tahu apakah diizinkan oleh orangtuanya atau tidak. Kesal sekali,
tapi karena sudah hafal dan sudah tidak berekspektasi apa-apa, jadinya ya udah
gitu. Mengingat peluang Memet diizinkan adalah 100%, gua dan yang lain mencoba
membeli beberapa makanan dan kebutuhan lainnya selama di jalan seperti tisue,
obat-obatan, dan hal lainnya. Alhamdulillah, di detik-detik terakhir Memet
mengabarkan bahwa Ia sudah pamit dan diberi izin.
Setelah itu masalah belum
selesai, karena belum tahu berangkat ke Bengkulunya akan naik apa. Pilihan saat
itu ada 2, bawa mobil gua apa Memet, saat itu pilihan utamanya adalah mobil Memet,
karena bangkunya ada 6 sedangkan mobil gua cuma 4. Mengapa bangku mobil ini penting, karena kami
memang berangkat dari Muaradua Cuma ber 4, tapi sesampainya di Bengkulu kami
akan menambah 2 personil yaitu Dwi dan pacarnya, jadi mobil dengan bangku 6
akan sangat menghemat biaya selama kami di sana (karena ga perlu bawa 2 mobil
dsbnya). Lagi-lagi Memet belum pamit kalau mau bawa mobil dan kali ini peluang
untuk membawa mobil Memet adalah 50%. Jadi, ya udah, lagi-lagi kami tidak mau
berekspektasi.
*H1 (Berangkat)*
Hari pertama diagendakan dengan keberangkatan
pukul 07.00 pagi. Asumsi kami berangkat di waktu tersebut yaitu untuk mencegah
tiba di Bengkulu terlalu malam. Mengingat hasil survei melalui google maps,
membutuhkan waktu sekitar 10 jam hingga tiba di Kota Bengkulu (dari titik
keberangkatan kami Kab. OKU Selatan). Dengan banyak drama, Memet akhirnya
mengabarkan bahwa ia diperbolehkan untuk membawa mobil. Walaupun berangkat
dengan waktu yang cukup telat, kami akhirnya berangkat dari Kota Muaradua
menuju Bengkulu dengan jalur yang akan ditempuh yaitu Muaradua – Ranau – Krui –
Manna – Berbagai Kota di Pesisir Bengkulu – Bengkulu Kota (alias gua ga hafal
jalur lengkapnya wkwkw).
Oh iya, sebelum kami memutuskan untuk melewati
jalur ini, sebenarnya terdapat beberapa alternatif jalur, antara lain jalur
Sungai Are – Muara Sahung, Jalur Lahat – Lubuk Linggau, dan satu jalur lagi
(gua lupa), tapi karena kami berangkat cukup santai dan memutuskan untuk
melihat pemandangan pantai sepanjang jalan, akhirnya kami mengambil jalur ini
(dengan konsekuensi waktu tempuh yang cukup lama).
Setelah menempuh 2 jam perjalanan, akhirnya kami
tiba di daerah Kota Liwa (Lampung), kami memutuskan untuk membeli sarapan di
sana (karena kami belum makan). Sarapannya cukup tenang karena kami sedang
berada di daerah yang cukup dingin. Kami membeli sarapan nasi uduk dan lontong.
Setelah sarapan kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Bengkulu. Sepanjang
perjalanan, kami melewati berbagai vegetasi dan ekosistem (biar istilah anak
kehutanannya ga ilang hehe) seperti hutan pegunungan (daerah TNBBS), hutan
dataran rendah, sawah, sampai pantai. Kami juga sempat menemui beruk di daerah
TNBBS.
Mengingat perjalanan ke Kota Bengkulu memakan
waktu yang cukup lama, kami memutuskan untuk menyinggahi beberapa pantai.
Keputusan ini diambil karena kalau kami tidak menyinggahi pantai maka kami akan
tiba di malam hari (tidak ada kegiatan dan langsung istirahat), sedangkan kalau
kami menyinggahi beberapa pantai maka kami akan tetap tiba di malam hari
(sekalian capekla kalau bisa dibilang). Adapun pantai yang kami rencanakan
untuk dikunjungi yaitu Pantai Linau, Pantai Sekunyit, dan Pantai Sungai Suci.
Namun, karena kendala waktu akhirnya kami hanya mengunjungi Pantai Linau dan
Pantai Sekunyit. Pun, Pantai Sekunyit yang kami kunjungi sepertinya bukan
merupakan Pantai Sekunyit yang seharusnya kami kunjungi (alias ada dua Pantai
Sekunyit di Bengkulu).
Kami makan siang di perjalanan, gua lupa, kalau
ga salah daerah Manna. Setelah menempuh perjalanan beratus kilo, akhirnya kami
tiba di Kota Bengkulu dan langsung menuju rumah Pacarnya Dwi. Kebetulan
Pacarnya Dwi ini merupakan orang Palembang (masih satu bahasalah sama kami),
dan saat ini sedang berkuliah di Universitas Bengkulu. Namanya Afif, Afif ini
menyewa sebuah rumah dengan 2 kamar dan fasilitas lainnya yang cukup luas.
Tentu ini sangat menyenangkan bagi kami, karena kami tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk penginapan (gratis tis tis hehe). Malam itu mereka menyambut kami
dengan makan malam. Setelah makan, kami beristirahat untuk melanjutkan
perjalanan di esok hari. Pada malam itu juga kami melakukan diskusi singkat
terkait perjalanan kami selama di Bengkulu, dimulai dari wisata yang akan
dikunjungi, sistem makan, dan sebagainya. Setelah semuanya selesai kami
benar-benar terlelap karena menempuh perjalanan yang sangat jauh (Shoutout to
my brother, the one and only, Memet, yang pasti capek nyetir, tapi ga mau minta
gantian. Ya gua juga ga mau capek-capek nawarin hehe).
*H2, Drama Perjalanan Menuju Rejang Lebong*
Seharusnya, H2 ini diawali dengan perjalanan
menuju Trip Pulau Tikus, tapi, karena cuacanya ga mendukung dan member open
tripnya kurang, jadi pihak open tripnya meniadakan keberangkatan gaes (untung
udah dikabarin dari sebelumnya sih). Hasil diskusi kami semalam juga sepakat
untuk mengubah rute perjalanan dengan mendahulukan perjalanan ke arah Bengkulu
Utara (perbatasan Sumsel) dan explore Kota Bengkulu serta Pulau Tikus di
hari-hari berikutnya. Nah, semalam itu ada lagi dramanya, jadi si Afif (Pacar
Dwi) tiba-tiba pamit kan buat nginep di rumah temennya (kami numpang, eh dia
malah numpang) buat menyelesaikan beberapa pekerjaanlah. Sedangkan, hari ini,
seharusnya kami berangkat ba’da Subuh, mengingat kami mengincar sunrise di
Kebun Teh Kebawetan. Karena, Afif jauh dari kami, dan semalam beliau hanya
berpesan seperti ini “Eh, Gua belum pasti ikut ya, takut kesiangan, kalau
kesiangan kalian langsung aja gapapa”.
Tebak yang terjadi pada Hari kedua ini? Ya,
benar. Kesiangan, wajar sih, karena perjalanan kami cukup jauh pada hari
sebelumnya. Setelah drama kami kesiangan, ditambah lagi dengan drama Afif yang
tidak bisa dihubungi mengenai kepastian keberangkatannya. Hadehhh, situasi yang
sangat tidak ramah bagi saya yang cukup moody hehe. Alhamdulillah ternyata Afif
bisa segera dihubungi dan kami lalu menjemput doi dan berangkat menuju daerah
Curup (salah satu daerah di Bengkulu). Memang kami berangkat cukup siang, namun
karena perjalanannya cukup santai akhirnya kami bisa tiba di Kebun Teh
Kebawetan di waktu yang masih pagi (oh iya, sebelum menuju lokasi ini, kami
menyempatkan diri untuk sarapan).
Ya, walaupun kami tiba di sana cukup pagi, tapi
kami belum berjodoh dengan sunrise gaes, yang kami dapatkan hanyalah embun dan
kabut yang menutupi hamparan kebun teh yang luas itu. Cukup menyedihkan, tapi kami
tidak bisa berekspektasi apapun terhadap cuaca yang ada di Indonesia wkwkwk. Setelah
cukup puas mengambil beberapa foto dan konten di kebun teh, kami melanjutkan
perjalanan menuju Curug, Curug ini kami pilih karena rutenya yang tidak terlalu
jauh dari tujuan kami sebelumnya, dan tujuan kami berikutnya. Perjalanan menuju
Curug melewati jalan yang cukup sempit, setibanya di Curug kami langsung
berfoto dan meninggalkan Curug tersebut. Hal ini karena memang Curug ini hanya
tambahan destinasi sebelum kami menuju destinasi berikutnya yaitu Air Panas
Suban.
Setelah menempuh perjalanan tambahan sekitar
1,5 jam akhirnya kami tiba di lokasi berikutnya yaitu Air Panas Suban, kawasan
ini merupakan wisata Air Panas, namun selain itu terdapat pula wisata Air
Terjun. Sebagai kaum muda dengan fisik jompo, menikmati wisata berendam di air
panas dan merelaksasi otot dan pikiran tentu menjadi hal yang sangat
menyenangkan. Pengunjung pada hari ini juga cukup sepi, sehingga kami cukup
puas dalam mengeksplor berbagai keindahan wisata ini. Gua dan Memet juga sempat
mengunjungi Air Terjun yang ada di kawasan ini. Kami tiba di lokasi ini sekitar
Pukul 14.00 dan menghabiskan waktu sekitar 2-2,5 jam di sini.
Setelah puas menikmati wisata Air Panas Suban,
kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Seyogyanya kami melanjutkan
perjalanan ke Danau Harun Mas Bastari (kalau tidak salah nama danaunya ini),
tapi, setelah kami lihat melalui google maps. Mengunjungi Danau ini berarti
memperjauh perjalanan pulang kami nantinya dan akan membuat kami tiba di rumah
saat tengah malam (mengingat besok masih ada perjalanan lainnya) kami
memutuskan untuk menuju arah pulang dan singgah ke Liku 9 (salah satu destinasi
wisata di Bengkulu) di perjalanan pulang nantinya. Namun, rencana Allah memang
sangat indah. Dalam perjalanan pulang, kami menemukan informasi bahwa terdapat
bunga Rafflesia yang sedang mekar, dengan senang hati kami akhirnya singgah dan
dapat menyaksikan bunga tersebut mekar pada habitat aslinya. Setelah
mendokumentasikan pengalaman yang cukup berharga ini, kami melanjutkan
perjalanan menuju Liku 9, sesampainya di sana kami menikmati pemandangan indah
berupa hamparan alam sembari menikmati kopi yang kami beri di Warkop. Tentu
kami tidak berlama-lama dan segera pulang untuk mempersiapkan fisik di hari
esok.
*H3 (Wisata Sejarah)*
Seharusnya hari ini kami menuju Pulau Tikus,
tapi karena hari ini adalah hari Jum’at kami memutuskan untuk mengubah rute
perjalanan kami dengan mendahulukan perjalanan di dalam kota terlebih dahulu. Karena
ibadah adalah hal yang utama ya ges ya (anjayyy). Untuk perjalanan hari ketiga
kami menetapkan destinasi yaitu Pulau Kumayan, Wisata Sejarah (Rumah Bung
Karno, Rumah Ibu Fatmawati, Benteng Marlborough), dan Danau Gedang.
Perjalanan kami awali dengan sarapan di rumah
(oh iya selama perjalanan di Bengkulu, sarapan kami selalu di rumah dan masak
sendiri-dimasakin Dwi sih). Setelah sarapan selesai, kami melanjutkan
perjalanan ke Pulau Kumayan. Walaupun nama tempat ini Pulau namun bukan berarti
kawasan ini terpisah dari daratan utama ya ges. Tapi memang berupa danau kecil
yang ditumbuhi tanaman Pulai (kalau ga salah), kata masyarakat setempat airnya
ini dari luapan danau dendam tak sudah eh apa dari laut langsung ya. Ga tau
deh, lupa wkwk. Wisatanya cukup unik gaes, jadi seolah-olah ada di kawasan
mangrove, ntar liat fotonya aja deh.
Setelah membuat berbagai konten dan mengeskplor
kawasan wisata ini, kami melanjutkan perjalanan menuju Wisata Sejarah, namun
sebelumnya kami singgah di Masjid yang kami lalui untuk melaksanakan shalat Jum’at.
Setelah itu kami mencari makan siang dan melanjutkan perjalanan menuju Rumh
Bung Karno, Rumah Bu Fatmawati, serta Benteng Marlborough. Perjalanan sejarah
ini cukup bagus untuk edukasi mengenai sejarah Indonesia yang berkaitan dengan Kota
Bengkulu. Sayangnya di destinasi Benteng Marlborough kami sudah kesorean,
sehingga tidak ada ruang yang bisa dimasuki.
Setelah selesai berwisata sejarah, kami melanjutkan
perjalanan menuju Danau Gedang. Kawasan wisata ini berada di Bengkulu Utara dan
kami menuju Danau ini untuk menghabiskan waktu sore hari sembari menunggu
matahari terbenam. Kawasan Wisata ini sangat bagus dan merupakan pilihan yang
sangat pas. Cuaca yang tidak terlalu panas (karena sudah sore dan langit
bersahabat) juga menambah kenikmatan tersendiri saat kami tiba di tempat ini. Satu-satunya
kekurangan tempat ini yaitu tidak ada akses untuk toilet (entah memang tidak
ada, apa kami yang kurang jeli melihatnya). Tapi, itu bukan masalah besar
terutama bagi kami para lelaki hehe.
Setelah cukup malam dan selesai membuat
berbagai konten, kami akhirnya pulang ke rumah dan beristirahat karena puncak
perjalanan kami adalah esok hari. Tidak lain dan tidak bukan berwisata ke Pulau
Tikus.
*H4 – Terakhir*
Tibalah perjalanan ini di hari terakhir wkwkwk.
Kalau lagi jalan-jalan kaya gini, gua paling ga suka sama hari terakhir, karena
move on dari jalan-jalan itu bisa seminggu lebih cuy wkwk. Alias gua kepikiran
dan jadi berantakan moodnya wkwkwk. Tapi, karena ini hari terakhir jadi gua
harus senang. Hari ini kami memulai perjalanan cukup pagi, karena kami mengikuti
jadwal open trip. Otomatis kaga bisa telat karena bisa ditingal wkwk. Hari ini
juga kami kedatangan member baru yaitu teman Dwi dan pacarnya (Jomblo nyimak
saja).
Perjalanan dimulai dengan menaiki perahu menuju
Pulau Tikus. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 30-45 menit dengan kondisi
ombak yang cukup besar. Alhamdulillah perjalanan lancar sampai kami tiba di
Pulau Tikus. Sampai detik ini gua belum mendapat informasi mengapa pulau ini
dinamakan Pulau Tikus. Hipotesisnya ada beberapa antara lain karena pulau ini
kecil, karena pulau ini dulunya banyak tikus, atau karena bentuknya seperti
tikus. Tapi, hipotesis kalau dulunya pulau ini banyak tikus cukup kuat sih, mengingat
di lokasi ini banyak tanaman mengkudu (yang katanya bisa mengusir tikus wkwk). Tapi,
ya ga tau dah wkwk.
Pulau ini memiliki ukuran sangat kecil, mungkin
hanya ½ lapangan bola (CMIIW), saat kami tiba di pulau ini, pemandu wisata
menyarankan untuk menghemat air, karena air tawar di pulau ini sedang sedikit. Oh
iya, bagi teman-teman yang mau ke Pulau Tikus teman-teman bisa ikut open trip juga
ya, untuk instagramnya itu teman-teman cari saja “Wisatapulautikus_3Putra”.
Sesampainya di Pulau Tikus kami bersantai sembari
menikmati secangkir teh/kopi yang disediakan di tempat ini. Kami juga memakan snack
yang telah kami sediakan sebelumnya. Tidak lupa kami berkenalan dengan beberapa
orang peserta open trip lainnya. Setelah makan siang kami dipersilakan untuk
mengambil perlengkapan snorkeling. Kamipun segera mengambil perlengkapan snorkeling
dan mendengar arahan dari pemandu. Setelahnya kami langsung diarahkan menuju lokasi
snorkeling. Sayangnya Mbak Ragil tidak terlalu menyukai wisata air, sehingga doi
hanya menunggu di bawah pohon kelapa (alias ga tau dia ngapain, karena kami
asik di dalam laut). Oh iya kami mendapatkan kesempatan untuk berfoto di 2 spot
di dalam laut, ya cukup memuaskanlah. Setelah selesai melakukan snorkeling kami
membersihkan diri dan bersiap untuk kembali ke Kota Bengkulu.
Sesampainya di Kota Bengkulu kami mandi dan
menyusun rencana perjalanan berikutnya. Mengingat hari ini merupakan hari
terakhir di Kota Bengkulu, tentu kami tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk
berwisata di tempat ini. Rencana awal kami seharusnya mengunjungi Pantai Panjang.
Namun, keinginan kami menjadi hilang karena telah seharian bermain di pantai. Kamipun
memutuskan untuk mencari kuliner viral di tiktok yang ada di sepanjang jalan
Pantai Panjang. Setelahnya kami memutuskan untuk mengunjungi Festival
Tabut/Tabot. Jadi festival ini merupakan salah satu festival tahunan di Kota
Bengkulu dalam rangka memperingati tahun baru islam. Kegiatannya berupa
penampilan dari berbagai daerah/sanggar dan pasar malam. Kamipun sempat
menonton sebuah penampilan dan memutuskan untuk menaiki salah satu wahana di
pasar malam. Setelah kelelahan kami menuju destinasi lainnya yaitu sate taichan
di Kota Bengkulu (konsep lokasinya cukup mirip dengan pusat kuliner di daerah
Yogya/Bandung/Kota lainnya) yang memanfaatkan trotoar jalan.
Setelahnya kami pulang ke rumah karena harus
menyiapkan perjalanan panjang untuk pulang esok hari.
*H5 – Pulang*
Karena cukup lelah, kami bangun cukup siang dan
jauh dari target awal (targetnya bangun pagi supaya tiba di Muaradua tidak
terlalu malam). Sungguh bahagianya hati, karena pagi ini kami disuguhkan
sarapan makanan laut dari Dwi dan Pacar wkwkwk. Alhamdulillah sebagai bentuk
syukur karena doi baru saja lulus seleksi untuk melanjutkan sekolah di Profesi
Apoteker. Sarapan yang cukup berkesan karena terdapat kabar bahagia namun cukup
campur aduk karena ini merupakan hari terakhir kami berada di Bengkulu. Setelah
meringkasi barang yang kami bawa, kamipun berpamitan dan langsung menuju Muaradua
untuk melanjutkan aktivitas kami sebagaimana mestinya.
Jalur pulang yang kami ambil berbeda dengan jalur pergi, karena kami mencoba jalur Muara Sahung – Sungai Are yang berdasarkan informasi google maps memotong perjalanan hingga 2 jam. Tentu ini menjadi opsi yang baik mengingat dapat menghemat waktu dan bensin hehe. Namun, tentu ada tantangannya. Karena perjalanan kali ini harus melewati jalan tanah berbatu sejauh 4 Km. Tidak cukup banyak cerita selama perjalanan pulang, karena memang energi kami (tidak termasuk gua) sudah cukup habis, sehingga kami hanya fokus menikmati perjalanan. Perjalanan kami juga dihiasi dengan jalan yang cukup sempit, hujan, serta kawasan hutan minim pemukiman. Alhamdulillah perjalanan ini cukup lancar hingga kami tiba di Kota Muaradua. Kami tiba sekitar Pukul 21.00 dan memutuskan untuk makan malam bersama untuk menghabiskan sisa uang yang kami miliki. Setelah itu kami langsung pulang ke rumah masing-masing dan melanjutkan aktivitas seperti biasa.
*Penutup*
Ya, jadi itu dia cerita perjalanan Bengkulu
Trip ini. Perjalanan ini merupakan akhir dari perjalanan kami (untuk saat ini).
Kami memutuskan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan akan melanjutkan perjalanan
ini kembali (suatu hari nanti, saat semuanya sudah lebih baik). Alias kami
harus nabung untuk keperluan lain dulu ges, hehehe. Semoga kedepannya kami bisa
mewujudkan perjalanan lainnya, entah bersama grup yang sama atau dengan orang
lain.
Perjalanan bersama Wara-Wiri cukup berkesan
bagi gua pribadi, karena teman-teman gua merupakan orang yang pasif, penurut,
sabar, dan gas aja. Hal ini sangat cocok untuk menambal sifat egois, pemaksa, dan
banyak maunya seperti gua WKWKWK. Hasilnya? Selama perjalanan kami tidak mengalami
cekcok yang berarti. Cukup sedih, karena perjalanan ini harus berhenti untuk sementara.
Tapi, kehidupan harus terus berjalan, dan sudah saatnya kami memikirkan hal
lain selain jalan-jalan.
Pesan gua untuk teman-teman semua, kalau masih
bisa, ayo segerakan main bersama teman-teman kalian. Momen itu kaga datang
dengan sendirinya cuy, tapi harus dibuat. Jujur kadang capek sih kalau harus
ngajakin tiap main, kalau gua ga ngajakin ga ada yang ngajakin duluan. Tapi,
kalau gua ga kaya gitu, mungkin gua akan menyesal karena ga pernah punya momen
sama sekali hehe. Dahlah, pokoknya kalau udah bahas manusia dan hubungan sesamanya
gua udah males. WKWKWK. Pokoknya kalau kalian udah punya penghasilan sendiri,
ga ada salahnya untuk meluangkan sebagian dari itu untuk membuat momen bareng
teman-teman, entah itu jalan-jalan atau sekadar makan bareng. Masalah izin kan
bisa manfaatkan jatah cuti hehehe.
Ya udah deh, gitu aja.
Niatnya sih abis ini gua akan melanjutkan
tulisan Wara-Wiri edisi Java Trip dan mengenalkan siapa itu Wara-Wiri. Semoga gua
ga mager deh ya.
Semoga yang membaca tulisan ini bisa senang
dengan isinya, ya walaupun gua nulisnya semau gua dan kadang tidak informatif. Ya
sesuai headline blognya (curhat dan diary online berkedok blog).
kalian bisa baca post gua lainnya juga ya
Btw seharusnya blog ini gua lengkapi dengan foto-foto selama kami liburan, tapi gua lagi males milihin fotonya. Jadi nanti gua update ya kapan-kapan. Terima Kasih.
Rabu, 25 Mei 2022
PULAU PISANG: 3 Bulan Setelah Berencana
Asli yak, liburantu emang seru dan menyenangkan. Tapi seperti biasa, kalau udah direncanakan dari jauh hari biasanya kemungkinan plannya tidak terlaksana (gagal) lebih besar. Yap, sama kaya rencana ke Pulau Pisang ini, direncanakan beberapa minggu sebelum berangkat, eh ternyata ga jadi, dan akhirnya baru terrealisasikan 3 bulan setelahnya.
Paham ga? Engga kan ya? Sama wkwkw. Btw Assalamualaikum
gaes, makasih nih udah mampir. Jadi Pulau Pisang ini sebenarnya udah
direncanakan sejak bulan Februari, belum lama abis ndaki seminung (ceritanya baca di sini) sama maen ke proyek bendungan tiga dihaji. Apa ga gila, kerjaan
maen terus wkwkwk. Tapi ya apa daya karena satu dan lain hal akhirnya gagal.
Asli gua bingung kenapa gua mengawali ceritanya dengan bahasa yang agak ga
jelas, ya udah deh mari kita lanjutkan cerita perjalanan ini.
FYI gaes Pulau Pisang atau kedepannya gua
singkat dengan Pulpis adalah salah satu destinasi wisata yang ada di Lampung
Bagian Barat, tepatnya masuk Kabupaten Pesisir Barat (yang tentunya mungkin
udah lama dikenal dengan Kruinya). Pulau Pisang ini bisa diakses dari dua
tempat, pertama bisa nyeberang dari Krui, ini sekitar 1 jam lebih, tapi kalau
hoki bisa ketemu lumba-lumba, satunya lagi bisa diakses dari Tembakak, ini cuma
15-20 menitan doang. BTW kita nemu informasi Pulpis ini salah satunya dari
Tiktok, ya walaupun gua pribadi udah pernah tau karena temen gua udah ada
beberapa yang kesini sih.
Setelah melihat tanggal yang sangat sesuai (ada
libur di hari senin), kami memutuskan untuk berangkat ke Pulpis pada tanggal 14
Mei 2022. Yap, hari sabtu. Setelah dapet tanggal, gua dan partner ngide (re:
Yukcak) mulai mengajak semua teman yang kami kenal untuk pergi ke pulau ini.
Selain itu tidak lupa kami merencanakan dan mencari segala sesuatu dari
kebutuhan logistik, hingga penginapan. Dari yang rencananya bisa sampai 14
orang, ternyata kami hanya bisa mengajak 11 orang (tentunya dengan berbagai
macam paksaan dan rayuan). Ada yang harus memohon-mohon, ada yang harus
ditanyain tiap hari, dan sebagainya. Ya, tapi akhirnya ada 11 orang yang
berangkat (5 Cewe, 6 Cowo).
Yak, jadi setelah rencana ini sudah terlihat
hilalnya gua sama yukcak nyari-nyari informasi terkait penginapan, kapal buat
nyeberang, jualan ikan, dan semua hal penting lainnya. Ga lupa, karena
perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih 4-5 jam dari tempat kami tinggal
(Muaradua) kami juga memikirkan transportasi kesananya. Untungnya ada temen
kita yang bisa bawa mobil pribadinya, jadi kita lumayan menghemat biaya nih di
bagian ini.
Oke, lanjut. Akhirnya yang berangkat ke Pulpis
yaitu gua, panji, bandi, memet, berama, ridho, yukcak, amik, ragil, nina, dan
dwi. Jadinya ber 11 bawa dua mobil. Perjalanan ke Pulpis dimulai dari Desa
Gunung Cahya sekitar pukul 10.00, padahal janjinya pukul 08.00, karena target
kita sore-sore udah bisa explore pantai, tapi ya ternyata agak kesiangan (bukan
gua). Perjalananpun cukup cepat karena pukul 13.30an kita sudah tiba di
Tembakak (tempat nyeberang). BTW barang yang dibawa juga cukup banyak,
mengingat kita ingin menghemat biaya jadi kita bawa rice cooker, bawa
panggangan, bawa arang, bawa sosis dan bakso, bahkan bawa beras sendiri. Hal
wajar, karena ini kali pertama ke Pulpis dan kita memperkirakan bahwa harga
makanan di sana akan melambung tinggi (tempat wisata kan biasanya begitu).
Setelah tiba di Tembakak, kami langsung
mengeluarkan barang-barang dan segera naik ke perahu. Dengan kondisi ombak yang
cukup besar kami melakukan penyeberangan. Awalnya kami (khususnya gua) sangat
santai dan menikmati perjalanan, sampai gua sadar kalau ombaknya itu lebih
tinggi dari posisi kita (kebayang ga si, ya semoga kebayanglah ya). Abis itu
gua terkagum-kagum (alias panik dalam hati). Untung penyeberangan dari tembakak
hanya memakan waktu sekitar 15 menit, jadi kita sudah tiba di Pulpis tepat
sebelum pukul 14.00. Kebetulan temen gua ada yang mau tes BUMN juga di jam
segitu, Alhamdulillah nyampe dan ga terlalu serem karena cepet.
Sampe di Pulpis kami langsung menuju homestay
yang sudah dibooking sebelumnya, meletakkan barang, lalu melaksanakan Ishoma. FYI
makan siang juga sudah dibeli dari Muaradua wkwkwk, karena takut setibanya di
Pulpis belum sempat makan/ketemu makanan mahal. Biasa gaes, menghemat karena
budget tipis. Setelah Ishoma kami langsung menuju destinasi pertama yaitu Batu
Guri. Batu Guri ini letakknya di sisi barat pulau gitu deh kayanya wkwkw.
Karena ombaknya lagi cukup gede, kita Cuma bisa liat dari kejauhan gaes. Di
tempat ini juga kita mandi, agak nekat si, mengingat ini ombaknya langsung ke
Samudra Hindia. Tapi ya, karena ramean jadi kita saling mengingatkan aja.
Kesan pertama gua datang ke Pulpis ini yaitu
cukup bersih. Karena gua ngeliat sampahtu ga terlalu banyak, ya dalam batas
wajarlah. Terus gua juga kagum, karena udah ada satu BumDes yang aktif
bergerak. Udah ada akun instagram, informasi wisatanya juga ada, jadi kaya
terstruktur gitulah. Pas gua nanya ke abang-abang yang ada di BumDes juga
abangnya ramah banget, ngejelasin apa aja yang ada di Pulau, terus ngejelasin
banyak hal lah, WKWKW. Pulpis ini gua kira kecil anjir pulaunya, ternyata cukup
luas. Bahkan satu Pulau ini udah jadi satu wilayah administrasi kecamatan
sendiri. Terus ada 6 desa, kebayang ga lu wkwkwk. Gua kira kecil kan, yang 5
menit udah bisa dikelilingi pake jalan kaki hahaha.
Oh iya maaf ceritanya lompat-lompat, jadi pas
di awal itu gua langsung diajak keliling sama pemilik homestay, Bang Felly
namanya. Berhubung beliau Cuma punya satu motor, jadinya Cuma gua yang bisa
diajak keliling. Gua dikelilingin tuh ke mercusuar, keliling Pulpis,
ditunjukkin jalan ke Batu Guri, pokoknya lengkap dah. Hal itu sangat bermanfaat
sebagai modal kami untuk mengelilingi Pulpis. Oke lanjut lompat lagi ceritanya,
abis dari Batu Guri kami langsung kembali ke homestay, tentunya jalan kaki.
Jalannya juga cukup jauh btw, jadi ya cukup menguras tenaga, mana kita Cuma
bawa dua botol minum 1,5 L buat orang 11 hahaha.
Kita tiba di homestay udah cukup malam,
sehingga kita langsung memasak nasi, menyiapkan peralatan manggang, serta
bersih-bersih alias mandi. Untuk ikannya kita sudah bawa bumbu racik. Terus
ikannya masih fresh banget, karena baru aja mendarat dari laut. Ikan yang akan
kita bakar adalah ikan tongkol ukuran jumbo, pokoknya mantapdah. Bang Felly
juga ngebantu kita ngebersihin ikan sampai nyiapin api buat kita bakar,
pokoknya kalau kalian mau ke Pulpis nginepnya mending di tempat Bang Felly ini
dah, nanti gua kasih nomornya kalau butuh hehe.
Singkat cerita malam itu kita langsung
manggang-manggang, terus lanjut menghabiskan malam di tepi pantai. Malam itu
juga gua nyoba melipir ke dermaga hancur (wkwkwk, gua sebut dermaga hancur
karena tinggal sisa kerangkanya aja hahah), awalnya nyusulin temen gua, tapi ya
lama-lama seru juga. Sayangnya, gua lupa kaga bawa jaket. Gua lupa kalau malam
juga bisa dingin sekalipun itu di pantai. Malam itupun orang-orang pada
begadang sampe pagi, tapi gua ga ikut si, gua tidur duluan sekitar pukul 23.00
apa 24.00 gitu, atau bahkan sebelumnya. Gua mikir harus nyiapin energi buat
melanjutkan kegiatan besok pagi (explore lagi).
Oke lanjut lompat lagi ceritanya, tiba di esok
hari kita langsung jalan menuju mercusuar. Mercusuar ini terdiri dari 5 tingkat
(alias ada 5 tangga), namun puncaknya itu ga bisa diakses, karena dulu sempet
ada yang naek sampai belasan orang dan tentunya bahaya (padahal kapasitasnya
hanya 5 orang), jadi pintu aksesnya di kunci deh, (Sekilas info di Pulpis juga
ada banyak pohon cengkeh, pohon cengkeh ini kami lalui waktu menuju ke
mercusuar) sayangnya pas sampe mercusuar udah ada satu rombongan yang duluan,
jadi kami menunggu sekitar 30 menit dan bertahan dalam serangan nyamuk WKWKWK. Setelah
menunggu cukup lama kami langsung naik ke mercusuar. Sayangnya Cuma gua panji
dan memet yang berhasil sampai ke puncak (anjay sombong). Selain emang ga boleh
banyak-banyak, yang lain juga takut karena cukup bergetar. Terus sebagian lain
udah pulang duluan karena siap-siap mau mandi lagi di pantai. Kebetulan belum
pada sarapan juga ya kan, jadinya harus ada yang ngejar buat masak.
Turun dari mercusuar, kami langsung makan dan
diskusi mengenai kegiatan berikutnya. Karena ada satu tempat lagi yang belum
dikunjungi, yaitu Goa Liang. Goa liang ini berada di ujung pulau, jadinya harus
berjalan kaki lagi, dan cukup jauh. Sayangnya ga semuanya mau ikut, jadi yang
masih sanggup jalan Cuma gua, memet, dwi, ragil, dan nina. Akhirnya kita
memutuskan untuk pergi berlima dengan sisa tenaga yang kita miliki.
(BTW cerita ini ga gua tulis dalam waktu yang
bersamaan ya gaes, jadi ya mood nulisnya beda-beda, maaf kalau bahasanya agak
aneh. Cerita di atas itu mostly gua tulis di siang hari wkwkw, terus yang lanjutan
cerita ke bawah ini gua tulis malam-malam, karena gua ga jadi olahraga, tapi
belum ngantuk. Udah sekian sekilas curhatnya).
Lanjut, ternyata perjalanan ke Goa Liang cukup
lama gaes, dan sangat menguras tenaga. Jalannya itu > 1 km dengan medan yang
naik turun. Untungnya kita dibersamai oleh Bang Felly, jadi kalo ga kuat bisa ngikut
beliau wkwkwk. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya kita sampai di Goa Liang. Awalnya
kita kaget kan kenapa kaga ada Goanya, ternyata oh ternyata Goanya dibawah,
terus kita ada di atasnya (kebayang ga), terus yang bisa kita liat itu kaya
sumur (asli gua ga bisa mendeskripsikannya, terus gua lupa moto juga Goanya
ahaha). Ya udahlah ya. Terus karena bentukannya tebing curam batu karang gitu,
pemandangannya langsung ke Samudera Hindia gaes, dan asli keren parah sih. Kaya
di Bali wkwkwk. Terus didekat tebingnya ini ada makam keramat gitu gaes, ya kesotoyan
gua mengatakan hal itulah yang menyebabkan mengapa Goa ini dinamakan Goa Liang.
WKWKWK.
Terus atas dasar ngide lagi, gua mengajak temen
yang lain buat pulang dengan jalan yang berbeda, yang secara tidak langsung
membuat kami memutari Pulpis secara utuh. Awalnya gua ngira ya gampanglah gitu
kan, tapi ternyata tidak segampang itu. Jalannya naek turun, terus jauh banget
anjir. Lebih dari 4 Km deh kayanya. Di jalan kita ketemu biawak, monyet, kelomang,
banyak dah. Ada banyak pemandangan indah juga, jadi ya ga rugi. Tapi ya itu
tadi sampe di homestay kaki mau meledak hahaha.
Nah, disini nih ada sedikit kepanikan, awalnya
kan kita mau pulang sekitar pukul 15.00an kan, sebelum ashar. Tapi ternyata
karena kita ngide mutarin Pulpis dan lama sambil foto-foto akhirnya kita mepet
tu sampai di homestay sekitar pukul 14.15 mana belum pada mandi, kamar mandi cuma
dua. Belum makan juga. Tapi akhirnya kita udah siap sebelum jam pulang tiba. Ya
walaupun ujung-ujungnya tetap ngaret karena ombak cukup tinggi. Kalau ga salah
kita meninggalkan Pulpis sekitar pukul 16.00 atau lebih gitu. Sorelah pokoknya.
Ombaknya juga luar biasa, ampe ga ada yang berani bikin video lagi wkwkwk.
Udah deh, kurang lebih segitu perjalanannya,
agak maksa si gua nulis ini. Tapi ya gapapa demi hobi curhat berkedok nulis
blog yang harus tetap dilestarikan hehe. Siapa tau salah satu tulisan gua bisa
mengantarkan gua liburan gratis kedepannya 😊. HAHAHA. BTW sebenarnya plan awalnya kita mau ngunjungin Kebun Raya
Liwa juga, tapi ternyata ga cukup waktunya, akhirnya kita langsung pulang dan
melanjutkan kehidupan.
Ya menurut gua secara keseluruhan Pulpis keren
si, kalau gua bandingin sama Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu ya bisa dibilang
udah 11 12 lah, malah Pulpis lebih alami dan lebih menantang wkwkw. Tapi ya
emang skala pengelolaannya udah beda sih, jadi ga bisa disamain juga. Terus ya
harapan gua Pulpis bisa dikenal lebih sih kedepannya, karena ini aset yang
sangat bagus wkwkwk. Keren lah pokoknya. Kalau suatu saat ada yang ngajakin gua
lagi buat ke Pulpis kayanya gua ga akan mikir dua kali buat mengiyakan.
Udah, sekian dulu ceritanya gaes, maaf kalau
agak maksa, lompat-lompat, aneh, dan hal jelek lainnya.
Jangan lupa kalau ada kritik saran boleh banget dihubungin medsos gua (sumpah seolah-olah guatu ada banyak yang baca ya selama ini, padahal kayanya kaga wkwkw). Kalau mau anonim juga bisa lewat secreto ya wkwkw gua punya kok, bisa diakses di sini (secreto.site)
Dah pokoknya terima kasih yang udah mampir,
perjalanan berikutnya doain gua bisa ke Belitung, Kalimantan, Sumbawa, dan
banyak tempat lainnya ahaha. Terakhir ini bonus foto-foto kita selama di Pulpis
(nyusul yak, males milihin fotonya).
Sekian Gaes, Wassalamualaikum Wr. Wb
Sabtu, 22 Januari 2022
Mendaki Seminung Kembali
Malam Gaes, eh btw ga tau ini nanti uploadnya kapan, tapi gua nulisnya malam per tanggal 22/1/2022. TBH banyak banget yang harus gua lakukan hahaha, tapi semuanya harus diawali dengan membaca, dan ga tau lagi males banget baca. Kepala mau meledak, burnout level 999+. Kayanya sih karena kebanyakan healing (anjay). Ga tau dah, pokoknya buat yang lagi baca tulisan ini, gua mohon doanya ya semoga apapun yang sedang gua rencanakan, kerjakan, serta usahakan dapat gua lakukan dengan lancar. Ya minimal doakan gua kuat menghadapi kehidupan yang makin hari makin bikin FOMO wkwkwk. Btw yang mau ngasih semangat anonymously gua ada secreto sih, bisa di cek disini atau https://secreto.site/id/18400944 ya . Kali aja bacain kata-kata semangat bisa jadi mood boster hehe. Eh kalau mau evaluasi diri gua juga boleh banget (MAKSA). Hahaha. Ngakak sih gua ngetiknya, padahal kan ya, yang baca tulisan ini aja belum tentu ada. But, yaaa it’s okey, at least, I tried.
Masuk ke topik, kenapa gua namain
mendaki Seminung kembali. Karena pengalaman mendaki kali ini bukan yang pertama
bagi gua. Alias, beberapa tahun yang lalu, lebih tepatnya tahun 2016 gua udah pernah
mendaki Seminung. Pun, udah pernah gua bikin tulisannya yang bisa dibaca di sini.
Singkat cerita, suatu hari temen
gua Amik pengen banget rafting di danau ranau. Wow… gua juga pengen sih
jadinya. Tapi pura-pura ga mau aja, males, soalnya orang-orang suka wacana
doang hehe. Hasilnya gua kaya ga niat, tapi ujung-ujungnya gua yang keliatan
paling niat~ nah buat rafting ini ada dua jalur, yaitu jalur pendek dan jalur
panjang. Karena oh karena uang buat jalur panjang kaga ada (re: gua pengangguran
hehe) akhirnya kita mencoba rafting dengan jalur pendek. Ya, ga pendek-pendek
amat si, tapi kalau lagi seru-seruan siapa si yang ngerasa waktu berjalan
lambat? Kaga ada ga si? Nahh, buat rafting ini minimal membawa tim dengan
jumlah enam orang. Kalau jalur panjang minimal berapa puluh atau berapa belas
gitu (lebih banyak intinya). Terus setelah menghubungi teman dari berbagai
latar belakang berangkatlah gua dan temen-temen gua yang lain menuju tempat
rafting. Btw dari kecamatan tempat gua tinggal butuh waktu sekitar dua jam. Terus
kita bayar, rafting, pulang deh.
Beneran sesingkat itu, jadi buat
temen-temen mending ngumpulin uang deh, emang sih dua kali lipat biayanya, tapi
sepertinya jalur panjang akan sangat sangat sangat jauh lebih worth it dibanding
jalur pendek. Wkwkwk. Nahh, kenapa gua nyeritain rafting, karena di sini awal
mula ide mendaki wkwkw. Singkatnya, pas lagi nyantai-nyantai nunggu giliran rafting,
kita (gua si lebih tepatnya) memandang gunung seminung sembari bertanya dan
mengide. Eh naek seminung skuy, seru gasi (kurang lebih gitu dah ngomongnya,
kayanya engga juga si). Terus ternyata disambut dengan baik dan antusias oleh
sopi dan weny. Hal ini berujung dengan gua memaksa amril untuk wajib mau. Btw dua
temen lainnya amik dan nina sudah pasti tidak bisa ikut karena perizinan keluarga.
Setelah itu, akhirnya kita pulang ke rumah dengan membawa gagasan akan naik
seminung hiya hiyaa.
Setelah pulang dari sana, gua
mulai mengkoordinasikan rencana ini dengan membuat grup whats app. Niatnya kita
akan menunggu teman dari palembang biar mendakinya berlima, tapi ternyata doi
tidak jadi pulang. Daaaan, bukan rencana kalau kaga ada drama, seperti kita
ketahui sekarang kita lagi musim hujan, jadi yang rencananya kita bakal mendaki
di tanggal 7-8 Januari terpaksa diundur karena mama weny tidak menyetujui
rencana tersebut (karena masih musim hujan). Sebagai orang yang punya ide dan ngebet
gua merasa kesal dengan pemutusan secara sepihak tersebut wkwkwk. Tapi, ya tidak
ada istilah menyerah, karena gua tipe orang yang maksa dan kadang suka ga liat
keadaan jadi gua sedikit egois dan berpikir mau ga mau harus jadi AHAHAH. Sulit
juga~
Abis ituu, muncullah plan ke dua
yaitu tanggal 13-14, dengan alasan gua tanggal 15 ga bisa, karena harus pergi
ke kampung (ada acara keluarga besar wkwkwk) dan amril ga bisa karena harus
panen sawit (anjay, maklum sobat gua yang satu ini juragan sawit gan). Akhirnya
udah tu sepakat tanggal 13-14 (mama weny setuju, padahal masih musim hujan, bingung
ga lu sama emak-emak?). Karena mau ga mau harus jadi, akhirnya gua mengajak temen
gua buat belanja dan mencari persediaan logistik. Meminta mereka menghubungi
orang yang bisa dipinjam tendanya, kompor, tas, nesting, dan berbagai keperluan
lainnya (biar keliatan oleh orang tua kalau beneran mau berangkat). Lagi-lagi, selalu
ada drama tambahan, tiba-tiba tanggal 13 sopi ada kegiatan dadakan yang
mengharuskan kita mengundur waktu keberangkatan ke tanggal 14-15 (ini sangat maksa
tanggalnya, dengan mengorbankan berbagai kepentingan lainnya). Ya tapi gapapa,
akhirnya tanggal 13 kita benar-benar melengkapi logistik, menyiapkan segala
sesuatu, dan menjadwalkan di tanggal 14 harus sudah kumpul sejak pukul 07.00
supaya bisa berangkat lebih pagi dan tidak kesorean di atas puncak. Daan sebagai
orang yang punya ide, gua sangat senang karena rencana ini sudah pasti berjalan
hahaha.
Tanggal 14 Pagi, kita udah
ngumpul di rumah amril. Kita packing, membagi beban logistik, menyiapkan hal
yang belum disiapkan, dan ga lupa berpamitan. Dengan modal nekat, pake dua
motor matic (yang satu udah kaga ada tenaga), beserta tas carrier dua biji di
masing-masing motor, akhirnya kita berangkat menuju kota batu (kecamatan tempat
pendakian). FYI buat mendaki seminung bisa pake dua jalur, yaitu jalur kota
batu (Sumsel), dan jalur lumbok (Lampung). Berdasarkan cerita yang udah sering
naik seminung, jalur lumbok lebih landai tapi emang agak lama, jadi dengan
pertimbangan tersebut ditambah harus menambah waktu sekitar 1-2 jam untuk
menuju pos pendakian kita memutuskan untuk naik jalur kota batu. Ini juga udah
tergolong jauh sebenarnya, naik motor sekitar 2 jam dari tempat kita tinggal. Tapi
ya udahlahya. Sesampainya di kota batu kita mampir indomaret karena gua harus setoran
(IYKWIM), dan ada yang belum beli raincoat, jadi sekalian. Abis itu kita
motoran lagi sekitar setengah jam buat menuju pos pendakian. Jalannya tanjakan
semua, akhirnya di tanjakan pertama motor gua berasap dan ga sanggup ngebawa
sopi wkwkwk. Abis itu kita oper beban carrier satu ke amril dan weny. Wkwkwk. Tebak
apa yang terjadi? Iyaa motornya masi ga kuat, hasilnya sepanjang perjalanan gua
sama sopi gantian jalan WKWKWK. Baru nanjak selama perjalanan ke pos pendakian,
kaki gua udah sakit, sumpah gua langsung pesimis kalau gua bakal capek sebelum
puncak wkwkwk.
Nah keunikan jalur pendakiannya
mulai gua temuin ni di sepanjang jalan menuju pos pendakian. Jadi setiap
beberapa meter sekali (gua gatau ini per kenaikan mdpl, atau per meter jarak
lapang) ada asmaul husna, jadi dari asmaul husna 1 di bawah, sampai asmaul husna
99 di puncak. Gila gasi, kreatif banget. Gua masih ga habis pikir. Jadi pos
pendakian awal (tempat terakhir motor bisa naek) itu ada di asmaul husna ke
30an apa 40an. Asli gua udah lupa ahaha. Nah sampai disana baru dah tu naek
beneran. Sampe di sana kita registrasi, mengecek peralatan kembali, berdoa,
terus mulai naik wkwkwk. Kebetulan ada satu rombongan lagi yang naek sebelum
kita, sekitar 13 apa 12 orang gitu, atau Cuma 10 ya. Lupa gua, pokoknya lebih
banyak dari kita. Mereka udah naik, kita istirahat dulu, baru kita naik. Karena
agak males juga sebenarnya kalau terlalu ramai wkwkwk.
Nah, FYI gua sama amril udah
pernah naik seminung sebelumnya kan, terus sopi juga udah pernah naik beberapa
gunung lainnya, dan di sini weny yang bener-bener baru perdana mencoba. Langkah
demi langkah dilalui. Jujur-jujur aja nih ya, gua awalnya agak santai karena
mikir ah Cuma 1881 mdpl ini. Tapi asli, sepanjang jalan gua ngerasa, anjay
bisa-bisanya gua santai wkwkw. Karena jalurnya beneran definisi nanjak terus. Jangan
harap ada bonus jalan datar :(. Di perjalanan banyak sih yang kita obrolin, btw
kita naekknya kalau ga salah dari jam 11. Karena kita menargetkan sebelum
maghrib udah sampai puncak, karena baru pertama dan ga bisa diperkirakan apa
yang akan terjadi, kita lebih baik kecepatan dari pada telat nyampe puncak. Di jalan
banyak banget pacet yang kita temui, untung ga ada yang ampe masuk badan sih, Cuma
di tangan atau di kaki, dan itu langsung di cabut. Kita juga dah nyiapin semprot
pacet, tapi ya ga dipake juga akhirnya. Selama naek kita ga banyak di suguhkan
pemandangan, karena isinya bener-bener hutan tropis. Satu-satunya pemandangan terakhir
yang disuguhkan di jalan itu sebelum masuk pintu rimba. Kalau udah lewat pintu
rimba, bener-bener udah hutan (ya iyalah, namanya naek gunung).
Sepanjang jalan, kita beberapa
kali stop (banyak deng), buat makan, minum, atau sekadar istirahat. Ga lupa,
sepanjang jalan kita selalu ngecek udah asmaul husna ke berapa wkwkw. Asli dah ini
gila banget idenya, jadi kita mengucap asmaul husna secara tidak sadar~ thumbs
up buat pengelola. Nah yang hokinya lagi, kita ga diguyur hujan selama
perjalanan, padahal udah jelas-jelas musim hujan ya kan. Kondisi tanahnya juga
lembab parah. Tapi kaga ada hujan, definisi kaga ada hujan beneran pokoknya. Abis
itu pas udah mau nyampe puncak, tiba-tiba kita bergoyang. Ternyata ada gempa,
aslii dah, gempa lagi di atas gunung. Kebayang ga lu hahaha. Usut punya usut,
gempanya berpusat di selatan, deket ujung kulon. Getarannya kerasa banget asli,
untung Cuma sekali. Kalau berkali-kali pasti kita panik. Karena Cuma sekali,
kita jadinya santai dan jadi bahan candaan HAHA. Bener-bener anak muda nekat ga
berpikiran wkwkwk.
Perjalanan demi perjalanan
akhirnya kita sampai di asmaul husna terakhir gaes, puncak gunung udah
keliatan, tapii, tau ga apa yang menyambut kita? Yaa benar, hujan. setelah
dimanjakan dengan cuaca kering dan bersahaja, baru aja sampe puncak kita diguyur
hujan. hasilnya kita mendirikan tenda hujan-hujanan. Asli ini sial banget, tapi
ya seru juga si. Jadi ada bahan ketawa-ketawa. Begonya lagi, gua Cuma bawa baju
sepasang sama yang dipake sepasang. Padahal oh padahal ada rencana mandi air
panas. Ya emang agak bego sih. Tapi karena males tas jadi berat, jadinya gua memilih
untuk bego wkwkwk. Nahh, btw seiring dengan tenda yang berdiri sempurna, hujan
juga mulai mereda. Jadinya kita bisa ashar dan maghrib dulu. Walaupun abis itu
ujan lagi wkwkwk. Kita juga ngecampnya belum di puncak beneran, masih agak di
bawah, sekitar 5-10 menitlah kepuncak. Karena kita mencari tegakan rumput yang
cukup tinggi biar ga terlalu kena angin.
Abis itu, kita mulai melakukan
ritual mendaki, masak, makan, minum, bermain, dan mengobrol. Malam yang cukup
panjang, padahal harusnya butuh istirahat gasi wkwkwk.
-bentar gaes, gua capek mikir mau
nulis apa- sekarang udah 22.31, tadi gua mulai nulis sekitar 20.00 kayanya.
-oke dah siap lagi gaes, sengaja
ga gua hapus, biar berasa cerita langsung
Nah, btw juga, salah satu tenda
kita Cuma satu lapis gaes, jadi gaada fly sheetnya lagi, untung ada tambahan
dari pinjeman. Ini juga bocor di dalemnya hahaha. Kurang banyak bawa matras
juga, maklum meminimalisir barang yang harus dipikul. Oh iya, seminung ini
gaada sumber air gaes di puncak, jadi karena kita Cuma bawa air 8 x 1,5 liter
jadinya kita menadah air hujan buat masak besok wkwkwk. Asli bego juga yang
ini, kirain cukup 8 doang, ternyata tidak gaes~
Besok pagi, alhamdulillah banget
cuacanya cukup cerah. Ga cerah-cerah amat, tapi awannya lagi kosong. Jadi kita
naek ke puncak buat foto-foto. Karena awannya lagi ga ada, jadi danau ranau
yang ada di bawah gunung keliatan gaes. Asli indah banget, FYI danau ranau ini
danau terbesar ke dua di pulau sumatera, setelah danau toba ya gaes. 2/3 danau
ada di provinsi Sumsel, 1/3 nya ada di provinsi Lampung. Pun begitu juga dengan
gunung seminung ini, ada di perbatasan sebenarnya wkwkwk. Nahh namanya
foto-foto ga bisa lama gaes, jadinya foto beberapa kali dah tu, biar puas. Karena
emang ga mudah buat bisa foto di puncak ye ga? Abis foto juga kita disapa sama
temen-temen yang kemaren ndaki bareng kita, terus ternyata ada tim pendaki lain
juga yang naek dari jalur lombok. Jadinya kurang lebih ada 3 kelompok buat hari
itu. Kelar foto-foto kita turun lagi ke tempat ngecamp, buat masak dan mulai
beres-beres. Sarapannya mie lagi btw, karena temen gua males bawa nasi. Ya emang
ribetsi, nunggu matengnya juga ahaha, belum lagi kalau gagal masak. Selain mie
kita juga beli banyak jenis-jenis roti dan biskuit jadi yaa harusnya kenyang
dah tu perut.
Selagi masak-masak kita juga
ngejemur tas dan berbagai peralatan yang basah karena ujan kemaren gaes. Tas jadi
kering sih, jadi ya sangat bermanfaat proses penjemurannya. Setelah beres, kita
akhirnya turun. Oh iya, malem itu juga tenda kita kemasukan tikus, wkwkw. Untung
Cuma tikus yang masuk, ga kebayang kalo yang lain hahaha. Btw, turunnya kita
berekspektasi akan sangat cepat, tapi ternyata masih cukup lambat, karena emang
jalannya agak licin, banyak keplesetnya gaes. Belum lagi gua pake sandal anjir,
jadi ya sebenarnya kurang proper. Tapi yaudalaya. Terus di jalan turun kita disambut
oleh kawanan siamang, kita sautin tun teriakan mereka. Btw ada rekamannya, tapi
males nyarinya. Ntar deh, nunggu bikin versi video wkwkwk.
Setelah turun, kita tidur-tiduran
bentar. Nyiapin motor, menyelesaikan administrasi, dan tancap gas pulang. Pulangnya
juga sempat nyasar hahaha (sadar nyasar setelah kaga ngeliat asmaul husna di
jalanan). Tapi ya gapapalah, akhirnya kita nyampe juga ke kaki gunung. Dann langsung
menuju pemandian air panas buat relaksasi. Hahah, tapi airnya kepanasan + dasar
kolamnya agak licin. Ternyata kita yang gatau kolam yang enak di mana, abis tau
kolam yang enak di mana, kita langsung kesana, berendam, terus mandi juga di danaunya
langsung, dan kita mandi beneran di kamar mandi (agak ga penting, tapi harus diceritain).
Selesai mandi, kita cabut cari makan. Niat awalnya mau makan di tepi danau
ranau (di kecamatan banding), tapi ternyata jalannya longsor dan kita males
muterin jalan yang satunya (lebih lama dan menjauhkan dari jalan pulang). Akhirnya
kita makan di simpang sender. Setelah makan, kita pulang ke rumah, dengan
posisi motor kaga ada lampu wkwkw (Cuma ada lampu jauh, mohon maaf kepada amril
karena silau dan pusing sepanjang perjalanan).
Sampai di rumah amril, kita
langsung beres-beres logistik, ngebersihin yang perlu dibersihin, dan
sebagainya. Abis itu kita istirahat dan pulang. Udah sih gitu aja. Ahahaha. Sebenarnya
singkat sih ceritanya, belum gua ceritain semuanya juga kayanya. Karena gua
bingung kemaren ngapain aja ahaha. Tapi ya lumayanlah, ini gua tulis draftnya
di word ampe 6 lembar~ coba kalau lagi nugas susah banget buat 3 lembar doang
ahaha.
Yaudahlah ya, semoga temen-temen
dapat membaca cerita ini dan terhibur (walaupun gaada unsur yang dapat menghibur).
Foto, video, dan tulisan. Menurut gua kalau udah ada tiga hal ini, Insyaallah
kita gampang mengingat momen-momen yang pernah kita lalui wkwkwk. Ya walaupun
gua kadang geli sendiri bacanya, apalagi baca tulisan curhatan gua di blog yang
dulu-dulu. Ya gitu lah, pokoknya sekian diary online kali ini. Semoga lain kali
ada kesempatan untuk mengulangnya. Do’ain juga ada rezeki ya gaes, biar bisa
nyoba rafting jalur panjang ahaha :(
Btw yang mau cari info terkait
gunung seminung dan pendakiannya bisa lihat di IG ya @gunungseminung, buat yang
kepo ranau rafting seseru apa juga bisa liat di IG
@ranauraftingadventure.official pokoknya Sumatera Selatan, khususnya OKU
Selatan tu banyak banget tempat wisata yang indah. Jadi jangan sungkan kalau
kalian mau maen kesini, hubungin gua (lagi-lagi sok-sokan seolah yang baca
tulisan ini bakal banyak). Yaudahlah, kelamaan ngebacot. Sekian, terima kasih
sudah membaca.
Bonus foto-foto yang wajib ada
ahahah.
Kamis, 02 Desember 2021
Asrama PPKU IPB: Bagian 2
Hai teman-teman, jujur emang bener, kalau udah mood mending di lanjut aja. Jangan sampai kaga. Ini niatnya susah banget buat dikumpulin, tapi here we go, mari kita lanjutkan bagian dua dari bahasan tentang asrama PPKU IPB. Seperti yang udah gua bilang beberapa waktu lalu, jadi kali ini gua bakal ngelanjutin bahasan lainnya dari makan, cuci baju, dan sebagainya. Oke yuk lanjut (jangan lupa yang belum baca, bacanya dimulai dari PART 1 ya)
- Makan?
Nah kalau
ngomongin makan, pasti ini jadi hal wajib gasi, karena ini kebutuhan kita. Nah
sayang seribu sayang, asrama tidak menyediakan kompor ataupun tempat masak
gaes, jadi kita ga bisa masak disini. Bawa rice cooker gitu-gitu juga gabisa,
kipas juga gabisa, yang daya listriknya tinggi dah pokoknya. Jadi satu-satunya
jalan biasanya pake water heater kalo mau masak mie wkwkwk. Nah kalau minum ada
satu galon tiap lorongnya (beserta dispenser). Tiap bulan biasanya kita ada
uang kas, buat bayar uang galon, di asrama juga ada petugasnya (demi apa gua
lupa apa istilahnya) bibi apa ya? Ga tau dah, pokoknya tugasnyatu bersih-bersih
asrama (kawasan lobby, dsbnya) sama kalau ada apa-apa di laporin ke mereka
(lampu mati, dsbnya). Oh iya inget, namanya BRT (Bagian Rumah Tangga) wkwkw.
Balik lagi ke
makan, jadi kalau mau makan, kita harus jajan atau beli. Ada beberapa warung di
dalam kampus (untungnya). Jadi istilah food court/sejenisnya, ya pokoknya
kumpulan tempat makan gitu di IPB dinamain dengan tambahan kata corner di
belakangnya sama berbagai warna seperti red corner, blue corner, yellow corner,
green corner, gitu dah wkwkwk. Nah yang paling deket dengan asrama putra itu
ada red corner (update terbaru, tempat ini udah ga ada hiksss). Jadi buat
menuju red corner ini atau lebih akrab disingkat RC kita harus jalan sekitar
200m kali ya, dari asrama (dan jalannya tanjakan). Di tempat ini ada banyak
warung makan, ada yang jual ayam goreng, sate usus, nasi goreng, nasi kebuli,
lontong sayur, pecel lele, gado-gado, dan banyak lainnya. Menu andalan gua
biasanya nasi padang atau ga jamur goreng crispy. Beuhhh wkwkwk. Harganya juga
sangat murah bagi mahasiswa, dari mulai 6000 udah bisa makan.
Selain red
corner, ada juga tempat makan lain kaya green corner (kalo yang ini di deket
asrama putri, disini makanannya mahal. Tapi emang kebersihannya lumayan upgrade
sih hahah). Terus ada juga yellow corner (ini lebih jauh lagi, ini udah deket
gerbang samping IPB, harganya juga lebih mahal kalau dibanding red corner).
Terus ada lagi blue corner (kalau yang ini deket sama masjid yang ada di IPB
(harganya ya gitu2 lah). Selain corner corneran wkwkw. Ada juga beberapa kantin
lainnya kaya Stevia, Tenda Ungu, Kantin Sapta, Kantin Gizi, Kantin Kornita,
dolphin, sama ada kantin di deket wisma amarilis. Sebenarnya banyak sih tempat
makan haha, tapi semuanya tu ga buka 24 jam, ya emang karena ada Jam Malam juga
sih (dibahas di bagian kegiatan asrama). Aduh gua bingung, ternyata tempat
makan banyak soalnya :(. Tapi emang yang paling populer itu ya red corner sih,
karena paling deket sama asrama putra hehe.
Nah, kalau kita
jalan keluar gerbang kampus, kita bisa nemu lebih banyak lagi nih tempat makanan.
Kalau keluar dari gerbang samping IPB, kita bakal langsung disambut dengan
jalan Bara (Babakan Raya), disini hampir semua makanan ada wkwkw. Kalau gua
dulu sama temen-temen biasanya sarapan di RC (sekalian berangkat kuliah), makan
siang di RC (sekalian ke asrama buat istirahat bentar), nah makan malam
biasanya kita jalan ke Bara buat nyari makan di sana. Selain Bara ada juga
Bateng, Balebak, Jalan Raya Dramaga di depan dan sebagainya, isinya makan,
makan, dan makan. Huaa, baru sadar kalau tempat makan banyak hahaha. Tempat
makan yang belum gua sebut juga banyak sih, kaya kantin tanoto, ada juga konoha
(ini terkenal banget dengan makanan murah) banyak dah pokoknya. Gua jadi
bingung sendiri ngejelasinnya.
Selain jajan
langsung ke tempatnya, di IPB juga kita mengenal istilah Danusan (Dana Usaha).
Jadi biasanya temen-temen mulai belajar bisnis nih disini, ada yang jualan nasi
bakar di asrama, jualan donat, jualan risoles, terus tahu bakso, dan
sebagainya. Banyak deh yang dijual. Kalau mau beli, biasanya nanti ada
informasinya di grup asrama (grup line). Terus nanti diantar ke depan kamar. Ga
Cuma di asrama sih, di kelas juga sering jualan begitu. Gua pribadi sebenarnya
jarang sarapan nasi hehe, biasanya beli tahu bakso sama temen yang jualan atau
beli dagangan gua sendiri, sama kadang beli roti doang. Siangnya baru makan
nasi.
Demi apapun, gua udah bingung ngejelasin tentang makan, jadi kayanya udah dulu deh tentang makan. Kayanya juga kalau ga salah gua nemu beberapa vlog yang bahas kantin-kantin di IPB jadi selain baca di sini temen-temen coba cari-cari juga deh di youtube ya wkwkw. Oh iya, di red corner selain ada makanan ada tempat fotokopi sama jual ATK juga, jadi emang udah paket lengkap dah wkwkw.
- Cuci Baju?
Nah, kalau
ngomongin cuci baju, ini menarik nih. Hahaa. Karena gua sebenarnya tipe yang
jarang nyuci, alias laundry wkwkwk. Jadi di asrama juga ada yang namanya Bicu
(Bibi Cuci), jadi ini program laundry gitu, bayarnya 25.000 kalau ga salah
sebulan, tapi bajunya tu cuma bisa dua helai per hari apa 3 apa 4 helai gitu
(lupa juga). Bajunya diambil 2 hari sekali. Nanti di letak di kantong kresek
atau ecobag (dikasih nama). Ntar tiap bulannya, uang ditagih sama BRT. Terus
ada lokernya juga tempat ngeletak pakaian, pokoknya enak banget dah. Selain Bicu,
bisa juga ngelaundry sendiri di jalan Bara. Tapi jauh kan jalannya, jadi gua
mager kalau yang ini. Terus ada juga laundry yang pake mobil gitu (jadi tiap
sore atau malem gitu diangkutin, nanti di anter lagi). Ya sama kaya laundry
biasa sih, tapi di pick up gitu wkwkw.
Tapi, gua tetep
nyuci kok, karena pakaiannya cuma bisa beberapa helai, terus kan pastinya kaga
include pakaian dalam ye kan. Jadinya gua masih nyuci sih, ya nyucinya kaya
biasa. Dijemurnya di samping kamar gua (biar enak mantaunya), udah disedian
juga tali jemurannya. Tapi, ada satu fakta mencengangkan, IPB kan kampus
biodiversitas nih, jadi banyak keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Termasuk salah satu primata yang kita sebut MONYET. Monyet ini kabarnya sering
tu nyolongin pakaian yang lagi di jemur. Gua pribadi kaga pernah ngalamin si
yang dicolong monyet, tapi ada juga yang emang pernah di gituin. Oh iya gua
lupa jadi sudut pandang gua cerita asrama ini kebanyakan cuma di ambil dari
sudut pandang asrama putra dan khususnya gedung C2 ya. Jadi mohon maaf kalau
asrama putri dsbnya kaga pernah disinggung.
Enaknya nyuci di
asrama tu, kalau misalnya hujan, kita bisa ngechat di grup asrama buat minta
tolong angkatin sama temen yang lagi di kamarnya wkwkw. Kan lumayan ya,
daripada kehujanan wkwkwk. Nah balik lagi, abis nyuci biasanya kita butuh
nyetrika pakaian kan ya, dalam satu lorong itu Cuma boleh ada satu setrika (di
kasih). Jadi ya, yang mau nyetrika nanti harus laporan kalau setrika lagi ada
di dia, biar yang mau nyetrika berikutnya bisa tau harus ambil setrika dimana.
Gila kan? Engga juga gasi haha. Tapi keren banget asramatu, jadi rasa
berbaginya tu tinggi ahaha.
- Ambil Paket?
Nah, pertanyaan
berikutnya, kalau kita pesen paket (barang dsbnya) atau dikirimin orang tua makanan
dari kampung. Kita ambil paketnya kemana? Nah jawabannya ada di Asrama Putri.
Jadi kalau kita pesen paket, nanti masukin alamatnya asrama putri gitu (eh
bukan asrama putri sih, tapi gua lupa apa namanya). Ntar kalau mau ambil paket,
kita harus kesana dan nunjukin KTM gitu hahaa. Ribet banget. Terus gabuka tiap
hari, sabtu minggu tutup pastinya. Udah sih, itu aja yang bagian ambil paket
haha.
- Kegiatan Asrama?
Ngomongin
kegiatan asrama, ga abdol kalo ga di awalin dengan aturan asrama. Jadi aturan
asrama salah satunya yaitu adanya Jam Malam (Jamal). Yaitu jam 21.00, jadi
kalau udah di atas jam 21.00 asrama bakal ditutup pagarnya, dan kalau kita
pulang di atas jam 21.00 nanti kita harus nemuin SR dan dicatat deh nama kita
(ini ntar bakal jadi pertimbangan penilaian (IP) asrama). Nah, jamal ini
sifatnya ga bisa izin gaes, bisa sih, tapi harus ke direktur PPKU. Ga bisa
langsung ke SR nya. Jadi harus bikin surat (kalau kasusnya ngadain kegiatan
gitu). Pokoknya ribet deh. Tapi ini kebijakan yang cukup make sense sih, karena
selama asrama kan bisa dibilang ada pembinaan juga, jadi disini kita tanggung
jawab pengelola asrama. Makanya ada kebijakan ini untuk menjamin kita gitu. Eh
gatau deng gitu apa engga ahaha.
Oke, terus di
asrama juga kita mengenal istilah RT (ketua lorong) sama Lurah (ketua asrama).
Jadi kalau ada kegiatan informasi biasanya di sampaikan oleh SR kepada mereka
gitu. Mereka yang jadi pengurus lah pokoknya wkwkw. Terus ada dewan mushola
juga. Jadi pemilihannya juga pake musyawarah jirr, semua anak asrama kumpul di
lobby buat ngedengerin penjelasan program kerja calon lurah, terus nanti kita
bakal diskusi buat pemilihan gitu. Pokoknya ajiblah, ampe demokrasi juga di
ajarin di asrama. Oh iya, ketua lorong (RT) itu berperan juga dalam presensi kegiatan
gaes, jadi dia bakal mantau anak asrama dalam beberapa kegiatan kaya
bersih-bersih lorong, terus gathering, dan sebagainya. Presensi ini lagi-lagi
akan memengaruhi penilaian asrama nantinya.
Kegiatan asrama
ada banyak banget gaes, ada gathering satu gedung, gathering satu lorong, ada
ngaji satu gedung, ngaji satu lorong, terus ada bersih-bersih lorong, dll.
Initu disingkat jadi Sodung (Soga Gedung, gua gatau btw Soga itu apa, lupa
hhaha). Jadi kalau skala gedung, biasanya dilaksanakannya di lobby, kalau
lorong ya dilorong wkwkw. Nah kalau lagi kegiatan Sodung, biasanya gua sama
temen-temen sengaja cari makan di luar, terus balik sekitar jam 20.45 alias
mepet Jamal. Jadi pas sampe asrama, tinggal presensi dan acaranya paling
sekitar 15 menit lagi udah kelar gitu haha. Soalnya males kadangan wkwkwk.
Dalam kegiatan
pembinaan asrama juga, ada namanya The Doctor (ini sejenis unit kegiatan
mahasiswa, tapi buat skala asrama aja gitu). Buat pengembangan minat bakatlah
intinya. Ada banyak klub di dalamnya, kaya Gravitasi (klub fotografi dan
videografi gitu), terus ada apa lagi ya, demi apapun gua lupa. Btw setelah
mencari di internet gua nemu tulisan tentang The Doctor. Jadi baca aja ya
kesini.
Udah sih,
kayanya itu aja kegiatan asrama yang gua ingat. Oh iya ada lagi, sebelum ke
asrama kita ada welcome party gitu ye khan, terus pas mau cabut juga ada
farewell partynya wkwkw. Menyenangkanlah, disambut dan dilepas. Terus ada
lomba-lomba juga deh kalau ga salah, tapi gua lupa. Oh iya, ada juga yang
ngadain futsalan bareng, olahraga bareng, dan sebagainya. Bener-bener sebanyak
itu kegiatan yang bisa diikutin wkwk. Tinggal pilih mau ikut yang mana.
http://kamikue.blogspot.com/2015/08/the-doctor-institut-pertanian-bogor.html
- Kesan?
Oke, masuk ke
kesan. Sebenarnya gua bingung si tulisan ini kenapa jadi begini, udah mah ga
terstruktur. Isinya bebas sebebas-bebasnya hahaha. Tapi ya udahlah ya, semoga
bisa menghibur.
Asrama tu emang
cuma setahun, tapi kalau ga asrama kayanya gua gabisa survive deh di tahun
pertama gua di IPB. Karena asramatu ngasih banyak dampak positif. Salah satunya
pertemanan, ya karena ada lorong dan temen kamar. Otomatis gua punya temen.
Wkwkw, jadi kalau gua bingung sama pelajaran, gua bisa nyari temen buat
ditanyain. Itu sangat membantu, jadi ada temen belajar bareng, teman buat
ngajarin, dan sebagainya. Terus di asrama juga gua banyak belajar tentang
berbagi, ya lu bayangin aja hampir 24 jam bersama orang yang sama. Jadinya kan
bener-bener harus berbagi apa aja. Jadi bisa ngenal satu sama lain juga, dan
jadi belajar gimana sifat sikap orang dan cara bersosialisasilah intinya hahah.
Belum lagi nemu
kejadian aneh, kaya orang berak kaga di siram haha. Ngantri kamar mandi. Terus
enaknya asramatu kalo kesiangan ada yang bangunin, kalau kehujanan pakaian ada
yang ngangkatin, kalau mager beli makan bisa nitip sama teman yang lagi keluar.
Pokoknya mantap banget dah. Terus apa lagi ya, bingung ahaha. Oh iya, kalau
bingung sama pelajaran bisa minta ajarin. Terus bisa maen bareng juga. Haha,
walaupun sebagai anak rantau gua ngerasa tidak adil saat melihat anak
Jabodetabek yang kadang suka pulang kalau sabtu minggu huftt. Asrama jadi sepi,
tapi ya untung sih, jadi ga terlalu berisik. Oh iya, lupa. Kalau ada acara kaya
tahun baru atau lebaran suka manggang-manggang juga. Kalau balik dari kampung
nanti ada kegiatan tukar-tukar makanan gitu. Pokoknya seru dah (haha, tapi
emang ga seseru itu juga sih. Ga enaknya juga ada). Alarm temen yang
mengganggu, temen yang kadang jorok banget di kamar, terus air abis pas mau
mandi, ketinggalan kunci, banyak dah keribetannya juga. Tapi ya balik lagi,
asrama menurut gua penting banget. selanjutnya gua bingung mau ngomong apa,
karena udah ngantuk (nulisnya). Jadi lanjut aja deh bakal bahas setelah asrama
gua ngapain.
- Setelah asrama kemana?
Nah, setelah
asrama. Kita wajib check out. Ya iyalah. Haha. Jadi setelah wajib setahun
asrama, wajib pergi juga ni bos. Ya, kalau mau lanjut asrama bisa sih, ada
asrama yang berbayar. Kalau buat cewe ada Asrama Putri Dramaga, kalau cowo ada
SylvaPinus (CMIIW, lupa). Itu di deket asrama C4 semua.
Singkat cerita,
detik-detik menuju asrama, Rifan, Ipul, dan Gua berencana buat ngontrak bareng.
Karena nyaman aja semasa asrama, terus sering bareng-bareng juga. Jadi akhirnya
kita memutuskan untuk nyoba nyari rumah buat kontrakan. Terus karena bertiga
kedikitan, kita coba tawarin Said juga, dan doi mau. Akhirnya ber 4 tuh. Mulai survei
kontrakan dsbnya. Dari Balebak, Bateng, Balio, hampir rata dah. Kecuali Cibanteng
emang engga di coba cari, karena jauh banget gile. Saat itu belum tahu bakal
bawa motor apa engga. Jadi nyarinya yang bisa jalan ke kampus. Singkat cerita
nemu deh tu beberapa opsi di kawasan Balebak. Kawasan ga tu. Tapi harganya
cukup mahal kalau berempat doang. Kontrakan yang kita cari tu ada beberapa, ada
yang bisa bertiga, ada yang bisa ber 6, ada yang bisa ber 4 dan sebagainya. Tapi
harganya tentu beda-beda kan. Akhirnya kita coba maksimalin nyari buat ber 6
atau ber 5 gitu, biar agak murah. Terus jadinya dapet deh dua temen lagi yaitu
Fahmi dan Adi. Jadinya kita ngontrak berempat.
Terus pas check
out asrama kita ngangkut barang ampe nyewa angkot ahaha, seru dah kalo di
ingat. Terus sebelum CO nanti kita diperiksa kelengkapan asrama, dari lampu,
kunci, jendela, lemari, kasur, dsbnya. Kalau ada yang rusak gitu kita wajib
ganti. Kemaren kamar gua ada lampu yang udah mati dan harus di ganti. Jadi dikurangin
dah tu biaya deposit asrama. Terus dapet IP asrama juga. Hahaha. Pastinya gua
kaga cumlaude si, soalnya sering jamal hahaha.
Tak terasa, udah
habis banget kata-kata gua, kehilangan mood di tengah perjalanan nulis cerita
ini ternyata membagongkan. Jadi ya maaf bagi teman-teman kalau ceritanya ga
jelas, aneh, dan sebagainya hahah. Semoga buat temen-temen yang penasaran
gimana sih kehidupan asrama di IPB bisa kebayang abis baca ini (atau justru makin
ga kebayang), wkwkw. Yaaa, lagian niat awal nulis ini buat iseng aja si, tapi
kalo ada yang terhibur atau bahkan jadi menambah informasi pastinya akan
menyenangkan :v
Sekian cerita
kali ini, semoga ada banyak kejadian dan kisah menarik lainnya di kehidupan
gua, supaya gua bisa nulis lagi dan ga kosong-kosong amat isi ni blog wkwkw.
Bonus foto-foto momen
asrama cihuy.