curhat dan diary online berkedok blog

Kamis, 12 Oktober 2023

Bengkulu Trip: Akhir Perjalanan Wara-Wiri

Oktober 12, 2023 Posted by KLARIPIKASI , No comments

Wara-Wiri dan perjalanannya.

Sebelumnya mungkin kalian pada bingung apa itu Wara-Wiri, ya betul, gua juga bingung si.

Tapi, gua kesulitan mencari kata untuk nama grup kecil yang berdiri sejak pertengahan 2022 ini wkwk. Awalnya namanya Java Trip, tapi jadi agak aneh karena kali ini jalan-jalan yang bakal gua tuangkan di blog ini tidak berhubungan dengan Pulau Jawa. Jadi, memang sebenarnya, seharusnya, dan sebisanya sebelum postingan Bengkulu Trip ini diterbitkan ada sebuah post mengenai Java Trip. Karena udah kelamaan dan gua udah mulai melupakan hal-hal detail di dalamnya, jadi gua membuat keputusan untuk menunda tulisan itu dan menulis Bengkulu Trip karena masih cukup fresh untuk diingat. Jadi, untuk membahas siapa itu Wara-Wiri, kenapa bisa ada, kayanya akan lebih cocok kalau suatu saat gua bikin postingan khusus (kalau tidak mager pastinya).

Oke, setelah intro yang cukup lama (dan kaga jelas juga sebenarnya) mari kita mulai cerita mengenai Bengkulu Trip ini.

Cerita diawali dengan keisengan gua? Dengan jelinya melihat hari-hari terjepit yang bisa dimanfaatkan untuk sedikit mencari hiburan dari pekerjaan yang cukup melelahkan wkwkw. Ga deng, gua juga lupa kenapa tiba-tiba ide ke Bengkulu ini ada. Kayanya sih, gara-gara waktu itu sering maen sama Yuk Cak (nama orang) terus ngobrolin buat ngajak maen Dwi (nama orang – teman kami waktu SMP dan SMA yang jarang maen bareng), karena Dwi ini kalau pulang ke kampung selalu lupa buat kami ajakin maen. Nah, setelah diusut ternyata Dwi ini sedang berada di Bengkulu untuk mengerjakan beberapa pekerjaan pasca ia lulus sarjana farmasi di Universitas Bengkulu. Berawal dari iseng, akhirnya tercetuslah ide buat main ke Bengkulu. Mengingat Dwi ini akan segera pergi dari Bengkulu (udah kelar urusan dianya), akhirnya satsetsatset nentuin tanggal, ngajakin orang-orang, akhirnya berangkat.

Sebenarnya ga sesimpel itu. Tapi, gua bingung banget gimana mau menjelaskannya.

Inti kejadiannya kira-kira kaya gini:

Arif (gua) dan Yuk Cak ngebahas dan bertanya “kok kalau Dwi pulang kita ga pernah ajak main ya?”;

  1. Arif menghubungi Dwi untuk bertanya kabar dan keadaan;
  2. Dwi menjawab sedang berada di Bengkulu;
  3. Arif dan Dwi intens saling berkirim pesan dan menghasilkan beberapa kesimpulan (Dwi berada di Bengkulu sampai pertengahan bulan, Dwi gabut, Dwi ada pacar yang juga gabut, pacar Dwi ada rumah untuk tempat tinggal kalau mau liburan ke Bengkulu, dan Dwi sangat senang kalau ada yang mau main ke Bengkulu);
  4. Setelah mendapat kesimpulan yang cukup menggiurkan, Arif berinisiatif untuk mengajak Yuk Cak, Memet, dan Mbak Ragil pergi liburan ke Bengkulu pada pertengahan bulan;
  5. Yuk Cak, Memet, dan Mbak Ragil menyambut dengan antusias (terpaksa tapi penasaran);
  6. Arif menyusun rencana akomodasi dsbnya bersama Dwi;
  7. Akhirnya pergi ke Bengkulu.

            Kurang lebih seperti itu, kalau masih ga paham, telepon aja lah. DM gua di instagram juga bisa, biar gua jelasin. Tapi, hal ini juga ga penting sebenarnya (dahlah).

            Oke, mari kita mulai petualangan kita.

            *H-1 Keberangkatan*

            Hari ini merupakan hari yang cukup mengesalkan, mengapa seperti itu. Karena disaat Gua, Yuk Cak, dan Mbak Ragil sudah jelas bisa berangkat dan mendapatkan izin. Memet belum izin sehingga tidak tahu apakah diizinkan oleh orangtuanya atau tidak. Kesal sekali, tapi karena sudah hafal dan sudah tidak berekspektasi apa-apa, jadinya ya udah gitu. Mengingat peluang Memet diizinkan adalah 100%, gua dan yang lain mencoba membeli beberapa makanan dan kebutuhan lainnya selama di jalan seperti tisue, obat-obatan, dan hal lainnya. Alhamdulillah, di detik-detik terakhir Memet mengabarkan bahwa Ia sudah pamit dan diberi izin.

            Setelah itu masalah belum selesai, karena belum tahu berangkat ke Bengkulunya akan naik apa. Pilihan saat itu ada 2, bawa mobil gua apa Memet, saat itu pilihan utamanya adalah mobil Memet, karena bangkunya ada 6 sedangkan mobil gua cuma 4. Mengapa bangku mobil ini penting, karena kami memang berangkat dari Muaradua Cuma ber 4, tapi sesampainya di Bengkulu kami akan menambah 2 personil yaitu Dwi dan pacarnya, jadi mobil dengan bangku 6 akan sangat menghemat biaya selama kami di sana (karena ga perlu bawa 2 mobil dsbnya). Lagi-lagi Memet belum pamit kalau mau bawa mobil dan kali ini peluang untuk membawa mobil Memet adalah 50%. Jadi, ya udah, lagi-lagi kami tidak mau berekspektasi.

            *H1 (Berangkat)*

            Hari pertama diagendakan dengan keberangkatan pukul 07.00 pagi. Asumsi kami berangkat di waktu tersebut yaitu untuk mencegah tiba di Bengkulu terlalu malam. Mengingat hasil survei melalui google maps, membutuhkan waktu sekitar 10 jam hingga tiba di Kota Bengkulu (dari titik keberangkatan kami Kab. OKU Selatan). Dengan banyak drama, Memet akhirnya mengabarkan bahwa ia diperbolehkan untuk membawa mobil. Walaupun berangkat dengan waktu yang cukup telat, kami akhirnya berangkat dari Kota Muaradua menuju Bengkulu dengan jalur yang akan ditempuh yaitu Muaradua – Ranau – Krui – Manna – Berbagai Kota di Pesisir Bengkulu – Bengkulu Kota (alias gua ga hafal jalur lengkapnya wkwkw).

            Oh iya, sebelum kami memutuskan untuk melewati jalur ini, sebenarnya terdapat beberapa alternatif jalur, antara lain jalur Sungai Are – Muara Sahung, Jalur Lahat – Lubuk Linggau, dan satu jalur lagi (gua lupa), tapi karena kami berangkat cukup santai dan memutuskan untuk melihat pemandangan pantai sepanjang jalan, akhirnya kami mengambil jalur ini (dengan konsekuensi waktu tempuh yang cukup lama).

            Setelah menempuh 2 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di daerah Kota Liwa (Lampung), kami memutuskan untuk membeli sarapan di sana (karena kami belum makan). Sarapannya cukup tenang karena kami sedang berada di daerah yang cukup dingin. Kami membeli sarapan nasi uduk dan lontong. Setelah sarapan kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Bengkulu. Sepanjang perjalanan, kami melewati berbagai vegetasi dan ekosistem (biar istilah anak kehutanannya ga ilang hehe) seperti hutan pegunungan (daerah TNBBS), hutan dataran rendah, sawah, sampai pantai. Kami juga sempat menemui beruk di daerah TNBBS.

            Mengingat perjalanan ke Kota Bengkulu memakan waktu yang cukup lama, kami memutuskan untuk menyinggahi beberapa pantai. Keputusan ini diambil karena kalau kami tidak menyinggahi pantai maka kami akan tiba di malam hari (tidak ada kegiatan dan langsung istirahat), sedangkan kalau kami menyinggahi beberapa pantai maka kami akan tetap tiba di malam hari (sekalian capekla kalau bisa dibilang). Adapun pantai yang kami rencanakan untuk dikunjungi yaitu Pantai Linau, Pantai Sekunyit, dan Pantai Sungai Suci. Namun, karena kendala waktu akhirnya kami hanya mengunjungi Pantai Linau dan Pantai Sekunyit. Pun, Pantai Sekunyit yang kami kunjungi sepertinya bukan merupakan Pantai Sekunyit yang seharusnya kami kunjungi (alias ada dua Pantai Sekunyit di Bengkulu).

            Kami makan siang di perjalanan, gua lupa, kalau ga salah daerah Manna. Setelah menempuh perjalanan beratus kilo, akhirnya kami tiba di Kota Bengkulu dan langsung menuju rumah Pacarnya Dwi. Kebetulan Pacarnya Dwi ini merupakan orang Palembang (masih satu bahasalah sama kami), dan saat ini sedang berkuliah di Universitas Bengkulu. Namanya Afif, Afif ini menyewa sebuah rumah dengan 2 kamar dan fasilitas lainnya yang cukup luas. Tentu ini sangat menyenangkan bagi kami, karena kami tidak perlu mengeluarkan biaya untuk penginapan (gratis tis tis hehe). Malam itu mereka menyambut kami dengan makan malam. Setelah makan, kami beristirahat untuk melanjutkan perjalanan di esok hari. Pada malam itu juga kami melakukan diskusi singkat terkait perjalanan kami selama di Bengkulu, dimulai dari wisata yang akan dikunjungi, sistem makan, dan sebagainya. Setelah semuanya selesai kami benar-benar terlelap karena menempuh perjalanan yang sangat jauh (Shoutout to my brother, the one and only, Memet, yang pasti capek nyetir, tapi ga mau minta gantian. Ya gua juga ga mau capek-capek nawarin hehe).

            *H2, Drama Perjalanan Menuju Rejang Lebong*

            Seharusnya, H2 ini diawali dengan perjalanan menuju Trip Pulau Tikus, tapi, karena cuacanya ga mendukung dan member open tripnya kurang, jadi pihak open tripnya meniadakan keberangkatan gaes (untung udah dikabarin dari sebelumnya sih). Hasil diskusi kami semalam juga sepakat untuk mengubah rute perjalanan dengan mendahulukan perjalanan ke arah Bengkulu Utara (perbatasan Sumsel) dan explore Kota Bengkulu serta Pulau Tikus di hari-hari berikutnya. Nah, semalam itu ada lagi dramanya, jadi si Afif (Pacar Dwi) tiba-tiba pamit kan buat nginep di rumah temennya (kami numpang, eh dia malah numpang) buat menyelesaikan beberapa pekerjaanlah. Sedangkan, hari ini, seharusnya kami berangkat ba’da Subuh, mengingat kami mengincar sunrise di Kebun Teh Kebawetan. Karena, Afif jauh dari kami, dan semalam beliau hanya berpesan seperti ini “Eh, Gua belum pasti ikut ya, takut kesiangan, kalau kesiangan kalian langsung aja gapapa”.

            Tebak yang terjadi pada Hari kedua ini? Ya, benar. Kesiangan, wajar sih, karena perjalanan kami cukup jauh pada hari sebelumnya. Setelah drama kami kesiangan, ditambah lagi dengan drama Afif yang tidak bisa dihubungi mengenai kepastian keberangkatannya. Hadehhh, situasi yang sangat tidak ramah bagi saya yang cukup moody hehe. Alhamdulillah ternyata Afif bisa segera dihubungi dan kami lalu menjemput doi dan berangkat menuju daerah Curup (salah satu daerah di Bengkulu). Memang kami berangkat cukup siang, namun karena perjalanannya cukup santai akhirnya kami bisa tiba di Kebun Teh Kebawetan di waktu yang masih pagi (oh iya, sebelum menuju lokasi ini, kami menyempatkan diri untuk sarapan).

            Ya, walaupun kami tiba di sana cukup pagi, tapi kami belum berjodoh dengan sunrise gaes, yang kami dapatkan hanyalah embun dan kabut yang menutupi hamparan kebun teh yang luas itu. Cukup menyedihkan, tapi kami tidak bisa berekspektasi apapun terhadap cuaca yang ada di Indonesia wkwkwk. Setelah cukup puas mengambil beberapa foto dan konten di kebun teh, kami melanjutkan perjalanan menuju Curug, Curug ini kami pilih karena rutenya yang tidak terlalu jauh dari tujuan kami sebelumnya, dan tujuan kami berikutnya. Perjalanan menuju Curug melewati jalan yang cukup sempit, setibanya di Curug kami langsung berfoto dan meninggalkan Curug tersebut. Hal ini karena memang Curug ini hanya tambahan destinasi sebelum kami menuju destinasi berikutnya yaitu Air Panas Suban.

            Setelah menempuh perjalanan tambahan sekitar 1,5 jam akhirnya kami tiba di lokasi berikutnya yaitu Air Panas Suban, kawasan ini merupakan wisata Air Panas, namun selain itu terdapat pula wisata Air Terjun. Sebagai kaum muda dengan fisik jompo, menikmati wisata berendam di air panas dan merelaksasi otot dan pikiran tentu menjadi hal yang sangat menyenangkan. Pengunjung pada hari ini juga cukup sepi, sehingga kami cukup puas dalam mengeksplor berbagai keindahan wisata ini. Gua dan Memet juga sempat mengunjungi Air Terjun yang ada di kawasan ini. Kami tiba di lokasi ini sekitar Pukul 14.00 dan menghabiskan waktu sekitar 2-2,5 jam di sini.

            Setelah puas menikmati wisata Air Panas Suban, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Seyogyanya kami melanjutkan perjalanan ke Danau Harun Mas Bastari (kalau tidak salah nama danaunya ini), tapi, setelah kami lihat melalui google maps. Mengunjungi Danau ini berarti memperjauh perjalanan pulang kami nantinya dan akan membuat kami tiba di rumah saat tengah malam (mengingat besok masih ada perjalanan lainnya) kami memutuskan untuk menuju arah pulang dan singgah ke Liku 9 (salah satu destinasi wisata di Bengkulu) di perjalanan pulang nantinya. Namun, rencana Allah memang sangat indah. Dalam perjalanan pulang, kami menemukan informasi bahwa terdapat bunga Rafflesia yang sedang mekar, dengan senang hati kami akhirnya singgah dan dapat menyaksikan bunga tersebut mekar pada habitat aslinya. Setelah mendokumentasikan pengalaman yang cukup berharga ini, kami melanjutkan perjalanan menuju Liku 9, sesampainya di sana kami menikmati pemandangan indah berupa hamparan alam sembari menikmati kopi yang kami beri di Warkop. Tentu kami tidak berlama-lama dan segera pulang untuk mempersiapkan fisik di hari esok.

            *H3 (Wisata Sejarah)*

            Seharusnya hari ini kami menuju Pulau Tikus, tapi karena hari ini adalah hari Jum’at kami memutuskan untuk mengubah rute perjalanan kami dengan mendahulukan perjalanan di dalam kota terlebih dahulu. Karena ibadah adalah hal yang utama ya ges ya (anjayyy). Untuk perjalanan hari ketiga kami menetapkan destinasi yaitu Pulau Kumayan, Wisata Sejarah (Rumah Bung Karno, Rumah Ibu Fatmawati, Benteng Marlborough), dan Danau Gedang.

            Perjalanan kami awali dengan sarapan di rumah (oh iya selama perjalanan di Bengkulu, sarapan kami selalu di rumah dan masak sendiri-dimasakin Dwi sih). Setelah sarapan selesai, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Kumayan. Walaupun nama tempat ini Pulau namun bukan berarti kawasan ini terpisah dari daratan utama ya ges. Tapi memang berupa danau kecil yang ditumbuhi tanaman Pulai (kalau ga salah), kata masyarakat setempat airnya ini dari luapan danau dendam tak sudah eh apa dari laut langsung ya. Ga tau deh, lupa wkwk. Wisatanya cukup unik gaes, jadi seolah-olah ada di kawasan mangrove, ntar liat fotonya aja deh.

            Setelah membuat berbagai konten dan mengeskplor kawasan wisata ini, kami melanjutkan perjalanan menuju Wisata Sejarah, namun sebelumnya kami singgah di Masjid yang kami lalui untuk melaksanakan shalat Jum’at. Setelah itu kami mencari makan siang dan melanjutkan perjalanan menuju Rumh Bung Karno, Rumah Bu Fatmawati, serta Benteng Marlborough. Perjalanan sejarah ini cukup bagus untuk edukasi mengenai sejarah Indonesia yang berkaitan dengan Kota Bengkulu. Sayangnya di destinasi Benteng Marlborough kami sudah kesorean, sehingga tidak ada ruang yang bisa dimasuki.

            Setelah selesai berwisata sejarah, kami melanjutkan perjalanan menuju Danau Gedang. Kawasan wisata ini berada di Bengkulu Utara dan kami menuju Danau ini untuk menghabiskan waktu sore hari sembari menunggu matahari terbenam. Kawasan Wisata ini sangat bagus dan merupakan pilihan yang sangat pas. Cuaca yang tidak terlalu panas (karena sudah sore dan langit bersahabat) juga menambah kenikmatan tersendiri saat kami tiba di tempat ini. Satu-satunya kekurangan tempat ini yaitu tidak ada akses untuk toilet (entah memang tidak ada, apa kami yang kurang jeli melihatnya). Tapi, itu bukan masalah besar terutama bagi kami para lelaki hehe.

            Setelah cukup malam dan selesai membuat berbagai konten, kami akhirnya pulang ke rumah dan beristirahat karena puncak perjalanan kami adalah esok hari. Tidak lain dan tidak bukan berwisata ke Pulau Tikus.

            *H4 – Terakhir*

            Tibalah perjalanan ini di hari terakhir wkwkwk. Kalau lagi jalan-jalan kaya gini, gua paling ga suka sama hari terakhir, karena move on dari jalan-jalan itu bisa seminggu lebih cuy wkwk. Alias gua kepikiran dan jadi berantakan moodnya wkwkwk. Tapi, karena ini hari terakhir jadi gua harus senang. Hari ini kami memulai perjalanan cukup pagi, karena kami mengikuti jadwal open trip. Otomatis kaga bisa telat karena bisa ditingal wkwk. Hari ini juga kami kedatangan member baru yaitu teman Dwi dan pacarnya (Jomblo nyimak saja).

            Perjalanan dimulai dengan menaiki perahu menuju Pulau Tikus. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 30-45 menit dengan kondisi ombak yang cukup besar. Alhamdulillah perjalanan lancar sampai kami tiba di Pulau Tikus. Sampai detik ini gua belum mendapat informasi mengapa pulau ini dinamakan Pulau Tikus. Hipotesisnya ada beberapa antara lain karena pulau ini kecil, karena pulau ini dulunya banyak tikus, atau karena bentuknya seperti tikus. Tapi, hipotesis kalau dulunya pulau ini banyak tikus cukup kuat sih, mengingat di lokasi ini banyak tanaman mengkudu (yang katanya bisa mengusir tikus wkwk). Tapi, ya ga tau dah wkwk.

            Pulau ini memiliki ukuran sangat kecil, mungkin hanya ½ lapangan bola (CMIIW), saat kami tiba di pulau ini, pemandu wisata menyarankan untuk menghemat air, karena air tawar di pulau ini sedang sedikit. Oh iya, bagi teman-teman yang mau ke Pulau Tikus teman-teman bisa ikut open trip juga ya, untuk instagramnya itu teman-teman cari saja “Wisatapulautikus_3Putra”.

            Sesampainya di Pulau Tikus kami bersantai sembari menikmati secangkir teh/kopi yang disediakan di tempat ini. Kami juga memakan snack yang telah kami sediakan sebelumnya. Tidak lupa kami berkenalan dengan beberapa orang peserta open trip lainnya. Setelah makan siang kami dipersilakan untuk mengambil perlengkapan snorkeling. Kamipun segera mengambil perlengkapan snorkeling dan mendengar arahan dari pemandu. Setelahnya kami langsung diarahkan menuju lokasi snorkeling. Sayangnya Mbak Ragil tidak terlalu menyukai wisata air, sehingga doi hanya menunggu di bawah pohon kelapa (alias ga tau dia ngapain, karena kami asik di dalam laut). Oh iya kami mendapatkan kesempatan untuk berfoto di 2 spot di dalam laut, ya cukup memuaskanlah. Setelah selesai melakukan snorkeling kami membersihkan diri dan bersiap untuk kembali ke Kota Bengkulu.

            Sesampainya di Kota Bengkulu kami mandi dan menyusun rencana perjalanan berikutnya. Mengingat hari ini merupakan hari terakhir di Kota Bengkulu, tentu kami tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk berwisata di tempat ini. Rencana awal kami seharusnya mengunjungi Pantai Panjang. Namun, keinginan kami menjadi hilang karena telah seharian bermain di pantai. Kamipun memutuskan untuk mencari kuliner viral di tiktok yang ada di sepanjang jalan Pantai Panjang. Setelahnya kami memutuskan untuk mengunjungi Festival Tabut/Tabot. Jadi festival ini merupakan salah satu festival tahunan di Kota Bengkulu dalam rangka memperingati tahun baru islam. Kegiatannya berupa penampilan dari berbagai daerah/sanggar dan pasar malam. Kamipun sempat menonton sebuah penampilan dan memutuskan untuk menaiki salah satu wahana di pasar malam. Setelah kelelahan kami menuju destinasi lainnya yaitu sate taichan di Kota Bengkulu (konsep lokasinya cukup mirip dengan pusat kuliner di daerah Yogya/Bandung/Kota lainnya) yang memanfaatkan trotoar jalan.

            Setelahnya kami pulang ke rumah karena harus menyiapkan perjalanan panjang untuk pulang esok hari.

            *H5 – Pulang*

            Karena cukup lelah, kami bangun cukup siang dan jauh dari target awal (targetnya bangun pagi supaya tiba di Muaradua tidak terlalu malam). Sungguh bahagianya hati, karena pagi ini kami disuguhkan sarapan makanan laut dari Dwi dan Pacar wkwkwk. Alhamdulillah sebagai bentuk syukur karena doi baru saja lulus seleksi untuk melanjutkan sekolah di Profesi Apoteker. Sarapan yang cukup berkesan karena terdapat kabar bahagia namun cukup campur aduk karena ini merupakan hari terakhir kami berada di Bengkulu. Setelah meringkasi barang yang kami bawa, kamipun berpamitan dan langsung menuju Muaradua untuk melanjutkan aktivitas kami sebagaimana mestinya.

            Jalur pulang yang kami ambil berbeda dengan jalur pergi, karena kami mencoba jalur Muara Sahung – Sungai Are yang berdasarkan informasi google maps memotong perjalanan hingga 2 jam. Tentu ini menjadi opsi yang baik mengingat dapat menghemat waktu dan bensin hehe. Namun, tentu ada tantangannya. Karena perjalanan kali ini harus melewati jalan tanah berbatu sejauh 4 Km. Tidak cukup banyak cerita selama perjalanan pulang, karena memang energi kami (tidak termasuk gua) sudah cukup habis, sehingga kami hanya fokus menikmati perjalanan. Perjalanan kami juga dihiasi dengan jalan yang cukup sempit, hujan, serta kawasan hutan minim pemukiman. Alhamdulillah perjalanan ini cukup lancar hingga kami tiba di Kota Muaradua. Kami tiba sekitar Pukul 21.00 dan memutuskan untuk makan malam bersama untuk menghabiskan sisa uang yang kami miliki. Setelah itu kami langsung pulang ke rumah masing-masing dan melanjutkan aktivitas seperti biasa.

            *Penutup*

            Ya, jadi itu dia cerita perjalanan Bengkulu Trip ini. Perjalanan ini merupakan akhir dari perjalanan kami (untuk saat ini). Kami memutuskan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan akan melanjutkan perjalanan ini kembali (suatu hari nanti, saat semuanya sudah lebih baik). Alias kami harus nabung untuk keperluan lain dulu ges, hehehe. Semoga kedepannya kami bisa mewujudkan perjalanan lainnya, entah bersama grup yang sama atau dengan orang lain.

            Perjalanan bersama Wara-Wiri cukup berkesan bagi gua pribadi, karena teman-teman gua merupakan orang yang pasif, penurut, sabar, dan gas aja. Hal ini sangat cocok untuk menambal sifat egois, pemaksa, dan banyak maunya seperti gua WKWKWK. Hasilnya? Selama perjalanan kami tidak mengalami cekcok yang berarti. Cukup sedih, karena perjalanan ini harus berhenti untuk sementara. Tapi, kehidupan harus terus berjalan, dan sudah saatnya kami memikirkan hal lain selain jalan-jalan.

            Pesan gua untuk teman-teman semua, kalau masih bisa, ayo segerakan main bersama teman-teman kalian. Momen itu kaga datang dengan sendirinya cuy, tapi harus dibuat. Jujur kadang capek sih kalau harus ngajakin tiap main, kalau gua ga ngajakin ga ada yang ngajakin duluan. Tapi, kalau gua ga kaya gitu, mungkin gua akan menyesal karena ga pernah punya momen sama sekali hehe. Dahlah, pokoknya kalau udah bahas manusia dan hubungan sesamanya gua udah males. WKWKWK. Pokoknya kalau kalian udah punya penghasilan sendiri, ga ada salahnya untuk meluangkan sebagian dari itu untuk membuat momen bareng teman-teman, entah itu jalan-jalan atau sekadar makan bareng. Masalah izin kan bisa manfaatkan jatah cuti hehehe.

            Ya udah deh, gitu aja.

            Niatnya sih abis ini gua akan melanjutkan tulisan Wara-Wiri edisi Java Trip dan mengenalkan siapa itu Wara-Wiri. Semoga gua ga mager deh ya.

            Semoga yang membaca tulisan ini bisa senang dengan isinya, ya walaupun gua nulisnya semau gua dan kadang tidak informatif. Ya sesuai headline blognya (curhat dan diary online berkedok blog).

            kalian bisa baca post gua lainnya juga ya

            Jalan-Jalan Pulau Pisang

            Naik Gunung Seminung

            Btw seharusnya blog ini gua lengkapi dengan foto-foto selama kami liburan, tapi gua lagi males milihin fotonya. Jadi nanti gua update ya kapan-kapan. Terima Kasih.